Indonesia meraih Outstanding Acheivement Award dari International Atomic Energy Agency (IAEA) dalam rangka peringatan 50 tahun Join Division FAO/IAEA. Penghargaan ini diberikan atas capaian Indonesia dalam penerapan teknologi isotop dan radiasi untuk pemuliaan tanaman.
Penghargaan ini disampaikan oleh Dirjen IAEA, Yukiya Amano kepada Duta Besar RI Rachmat Budiman pada acara Scientific Forum (SF) di Wina, Austria (25/09). Dalam sambutannya, Yukiya Amano menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas capaian dan kontribusi nyata Indonesia dalam aplikasi teknologi nuklir di bidang pangan. Hal itu membuktikan bahwa nuklir memiliki peranan positif sesuai semboyan IAEA Atom for Peace.
Selain Indonesia, penghargaan juga diberikan kepada Tiongkok, Bangladesh, Vietnam, dan Peru. Penghargaan ini merupakan hasil seleksi yang ketat dari sekitar 50 negara yang menominasikan diri.
Scientific Forum dengan topik Radioactive Waste: Meeting the challenge science and technology for safe and sustainable solutions merupakan salah satu acara dalam IAEA General Conference ke 58 yang berlangsung pada 22-27 September 2014
Dalam IAEA General Conference ke 58, Indonesia diwakili delegasi yang terdiri dari pejabat Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan Badan Pengawas Nuklir Nasional (BAPETEN). Konferensi tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan dan merupakan media untuk mengambil keputusan tertinggi IAEA dalam menyepakati program, anggaran, dan hal-hal lain yang diajukan oleh Dewan Gubernur, Direktur Jenderal, dan juga negara anggota IAEA.
Dalam kesempatan itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk negara Austria, H.E. Rachmat Budiman, sebagai Ketua Delegasi menyampaikan pidato Pernyataan Sikap Pemerintah RI (Member-state Statement). Pernyataan sikap Indonesia antara lain mendukung secara berkelanjutan kegiatan pemanfaatan nuklir untuk damai yang dikoordinasi oleh IAEA, serta keikutsertaan Indonesia dalam program kegiatan Technical Cooperation IAEA yang dikaitkan dengan proses persiapan pembangunan reaktor daya di Indonesia berikut dengan penyiapan regulasinya.
Indonesia juga mendukung peningkatan kerjasama antar negara dalam hal teknologi reaktor daya, dan perencanaan pembangunan penambahan fasilitas litbang nuklir di Indonesia dalam bentuk pembuatan Reaktor Daya Ekperimen atau Reaktor Daya Non-komersial dengan bantuan konsultasi dari IAEA.
Indonesia juga telah melakukan aktivitas yang mendukung pelaksanaan budaya keamanan nuklir yang diwadahi dalam kegiatan koordinatif Indonesia Centre of Excellence for Nuclear Security and Emergency Preparedness (I-CONSeP). Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam proses pembudayaan keamanan nuklir hingga tingkat regional.
Dalam hal aplikasi teknologi nuklir untuk tujuan damai, aplikasi teknologi nuklir telah terbukti dapat memberikan kontribusi terhadap berbagai program nasional seperti ketahanan pangan, kesehatan, lingkungan, industri, dan juga keselamatan radiasi.
Sebelum mengakhiri penyampaian Member-state Statement, Ketua Delri menegaskan kesiapan Indonesia berkontribusi untuk kegiatan IAEA Peaceful Uses Initiative (PUI) sebagai bentuk dukungan Indonesia pada program IAEA Technical Cooperation among Developing Countries (TCDC). Sumber www.batan.go.id