Menristekdikti Mohamad Nasir (tengah) didampingi Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe saat mengunjungi kebun buah PT. Mustika Sinar Semesta di Blora, Jawa Tengah. Foto Tim PubDok Kemenristekdikti
Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi terus mendorong pengembangan produk atau hasil inovasi berbasis teknologi. Salah satunya, pengembangan varietas buah di kebun buah PT. Mustika Sinar Semesta di Blora, Jawa Tengah.
Blora dikenal sebagai daerah gersang karena terletak di pegunungan kapur. Namun, perusahaan yang dikelola Bambang Suharto ini berhasil mengembangkan varietas buah-buahan berkualitas unggul. Salah satunya, buah alpukat dengan berat 1,7 – 2,5 kg, berkulit tipis dan berdaging tebal. Varietas buah lainnya yaitu kelengkeng, durian pelangi dari Papua, jambu, dan pepaya layak ekspor.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan varietas buah-buahan ini harus didorong pengembangannya dengan berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang telah berhasil mengembangkan bibit buah nusantara di Subang.
“Semoga nanti bisa dikembangkan bibit buah nusantara di Blora. Masyarakat Blora yang lain diharapkan bisa mengembangkan hal yang sama,” kata Nasir saat mengunjungi kebun buah di desa Tunjungan, Blora, pada Kamis (11/1/2018).
Dalam kunjungan tersebut Menristekdikti didampingi oleh Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe, CEO PT. KAR Karnadi Winaga, Direktur Inovasi Santoso Yudo Warsono, dan Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Retno Sumekar.
Menurut Nasir, hal lain yang perlu dikembangkan adalah saat pasca panen, agar hasil panen buah tidak cepat membusuk. Menristekdikti mencontohkan penggunaan sistem ozonisasi yang kini sudah mulai digunakan untuk mengawetkan hasil pertanian. Hasil panen diharapkan dapat berkontribusi memenuhi kebutuhan buah di dalam negeri, minimal di daerah Blora.
“Kemenristekdikti sudah mengembangkan bibit buah nusantara dengan IPB. Ini harus didorong terus supaya buah nusantara bisa disuplai dari dalam negeri. Syukur bisa diekspor,” ujar Nasir.
Pada kesempatan yang sama Menristekdikti mengunjungi pos inseminasi buatan di Tunjungan untuk melakukan inseminasi buatan terhadap sapi lokal. Ia memberikan arahan kepada kelompok tani peternak sapi Desa Palon di Blora mengenai cara mengelola peternakan sapi dari hulu sampai hilir. Ia berharap peternak sapi dapat belajar dari PT. Karya Anugerah Rumpin (KAR), perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan dan penggemukan sapi.
“Kemenristekdikti akan membantu pengembangan teknologi, misalnya pengelolaan limbah kotoran sapi menggunakan teknologi sehingga menghasilkan nilai tambah,” pungkasnya.