Koperasi Koka Jaya Mendapat Pelatihan Sertifikasi Kakao Berkelanjutan

Koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi memainkan peran penting dalam pembangunan nasional, termasuk di sektor kakao. Koperasi Jasa Koka Jaya berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani kakao di Pidie Jaya, Aceh. Koka Jaya fokus pada penjualan bersama biji kakao bersertifikat, pembibitan serta dukungan jasa keuangan bagi para anggotanya.

Menghadapi tantangan pertumbuhan produksi kakao berkualitas tinggi yang berkelanjutan, Koka Jaya didukung Swisscontact mendapatkan pelatihan komprehensif berupa praktek di dalam dan di luar kebun serta pelatihan sertifikasi melalui Program Produksi Kakao Berkelanjutan (SCPP). Koka Jaya telah bertindak sebagai pemegang sertifikat untuk tiga tahun terakhir.

Melalui Koka Jaya, para anggota dan petani bersertifikat lainnya menerima premi untuk penjualan biji kakao bersertifikat ke pihak swasta pada bulan Februari 2016. Sebanyak Rp 200 juta  premi telah diserahkan kepada 321 petani bersertifikat.

Perwakilan Swisscontact – Barbora Tumova mengucapkan selamat untuk semua anggota koperasi yang berprestasi pada 2015. Koka Jaya kini dikenal handal dan dipercaya untuk mengelola aset dan pinjaman dana dari pemerintah daerah dan beberapa lembaga keuangan seperti Rabobank Foundation dan Dewan Wali Amanat (BOT) .

Barbora melanjutkan, dengan kemajuan luar biasa seperti ini, Swisscontact optimis Koka Jaya dapat memainkan peran penting di Pidie Jaya dan membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani kakao di daerah. Kuncinya adalah transparansi dan kerja sama tim, tegas Barbora.

Selain membantu sisi bisnis koperasi, Swisscontact juga memperluas ruang lingkup inklusi gender dalam kegiatan di koperasi. Sejauh ini, 10 persen dari anggota koperasi adalah petani perempuan. Saidah (46) dari Ulim Desa di Pidie Jaya menyatakan dia telah belajar banyak tentang koperasi dan keterampilan organisasi sejak dia bergabung Koka Jaya pada 2013.

“Kami dilatih untuk mengetahui hak-hak kami, untuk mengetahui bagaimana menjalankan koperasi yang efisien, untuk menjaga kemandirian dan independen dari tekanan eksternal. Kami juga mendapat bagian keuntungan dan kami senang memiliki pengurus koperasi yang handal untuk membantu menjalankan organisasi,” ucapnya sambil tersenyum.

Ketua Koka Jaya, Muhammad Ali mengatakan keberhasilan Koka Jaya merupakan hasil kerja keras dan kontribusi dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, Swisscontact, mitra sektor swasta dan khususnya anggota aktif. Mereka berencana menambah anggota, memperluas unit bisnis dalam penyediaan agri-masukan untuk memenuhi permintaan petani, dan yang paling penting, mendorong petani untuk menghasilkan biji lebih disertifikasi untuk memenuhi target Rp 500 juta premi. Secara keseluruhan, koperasi akan mempromosikan bisnis untuk meningkatkan kehidupan anggotanya.

Laporan keuangan 2015 menunjukkan sejak berdiri pada 31 Desember 2013, Koka Jaya berhasil meningkatkan asetnya 30 kali lipat dari Rp 27 juta menjadi Rp 944 juta. Berkat kontribusi semua anggota dalam membina unit bisnis koperasi, laba bersih meningkat dari Rp 5 juta menjadi Rp 23 juta per akhir 2015.

 

Kepala Bidang Koperasi Pidie Jaya Safwan M. Gade menegaskan Koka Jaya ditunjuk menjadi koordinator koperasi dalam memproses perizinan usaha petani di Pidie Jaya. Prestasi ini telah menambahkan  keberhasilan yang dicapai oleh koperasi pada Maret 2016. Albarsah

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author