Jakarta, technology-indonesia.com – Tim MINO Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan teknologi microbubble generator yang mampu meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air kolam budidaya ikan. Hasilnya, ukuran ikan menjadi lebih besar, tingkat kemampuan hidup dan hasil panen meningkat, serta mempersingkat masa panen ikan.
Karya tiga mahasiswa UGM Muhammad Nabil Satria Faradis, Fajar Sidik Abdullah, dan Untari Febrian Ramadhani ini berhasil meraih juara pertama ajang Young Southeast Asian Leaders Initiatives (YSEALI) World of Food Innovation Challenge 2016. Sebagai juara, mereka berkesempatan mengunjungi pusat teknologi dan inovasi Austin, Texas, Amerika Serikat yang difasilitasi oleh USAID Indonesia.
Nabil Satria selaku CEO MINO menyatakan inovasi yang mereka kembangkan dilatarbelakangi keprihatinan akan kondisi perekonomian petani ikan lokal yang masih memprihatinkan. “Tim MINO memiliki mimpi bagaimana bisa meng-improve kehidupan petani ikan Indonesia agar lebih baik lagi melalui teknologi sederhana yang bisa diaplikasikan dimanapun,” ujar Nabil dalam Jumpa Pers di Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Menurut Nabil, teknologi ini bisa meningkatkan berat ikan lebih dari 40%, panjang ikan bertambah 30%, keselamatan ikan naik 9%. Teknologi MINO juga mampu mempersingkat waktu panen dari enam bulan menjadi empat bulan atau 3 kali panen setahun. “Tanpa menggunakan teknologi MINO, petani ikan hanya dapat melakukan panen dua kali dalam setahun. Hal ini tentu akan mendorong pertumbuhan perekonomian petani ikan lokal,” lanjutnya.
Petani dan konsumen ikan juga tidak perlu khawatir dengan hasil panen ikan, karena teknologi ini tidak menggunakan bahan kimia apapun sehingga bersifat alami dari alam. “Berdasarkan testimoni dari petani ikan yang ikut pilot project di daerah Yogyakarta, ikan yang dipanen terlihat lebih besar dan lebih sehat, sehingga disukai konsumen” imbuh Nabil.
Pada kesempatan yang sama Fajar Sidik sebagai Chief Technical Officer Tim MINO menerangkan bahwa teknologi microbubble MINO merupakan teknologi yang bisa menghasilkan gelembung ukuran mikro berukuran kurang dari 40 mikron.
“Di akuarium biasanya ada gelembung berukuran besar yang memiliki kecepatan naik ke permukaan yang tinggi. Gelembung tersebut belum sempat ditangkap oleh biota-biota yang ada di akuarium namun sudah pecah di permukaan,” papar Fajar.
Microbubble ini, lanjut Fajar, memiliki karakter yang bisa tinggal di dalam air lebih lama. Walaupun tidak terlihat secara kasat mata, tapi bisa memberikan dissolved oksigen (oksigen terlarut) di dalam air. Teknologi ini bisa meningkatkan oksigen terlarut dari 3 ppm (partikel per million) hingga 7 ppm. Efeknya pertumbuhan ikan meningkat drastis.
Fajar mengatakan teknologi microbubble generator yang mereka ciptakan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dan harganya lebih murah dari teknologi sejenis yang beredar di pasar. Teknologi ini juga ramah lingkungan karena dengan naiknya oksigen terlarut sangat berguna bagi fitoplankton dan biota-biota sehingga kualitas kehidupan di dalam air meningkat. Kualitas air yang bagus juga menyebabkan berkurangnya penyakit ikan.
Selain itu, teknologi ini merupakan solusi intensif karena selama ini petani ikan butuh lahan luas sebab mereka hanya bisa membuat kolam yang dangkal, karena oksigennya tidak bisa lebih dari 1 meter. “Dengan teknologi ini kita bisa inject oksigen hingga lebih dari 1.5 meter sehingga lahannya bisa lebih sempit,” terangnya.
Menurut Fajar, teknologi MINO Microbubble dikembangkan sejak awal 2016. Tahun ini mereka akan mencoba meletakkan beberapa alat ini di berbagai kolam di Indonesia. Rencananya tahun 2018, TIM MINO akan mempersiapkan untuk produksi massal.
Rencana pengembangan selanjutnya adalah pemasangan sensor untuk mendeteksi oksigen terlarut di air. TIM MINO akan bekerjasama dengan Intel Corporation untuk membuat water quality detector agar bisa secara online bisa memantau kualitas air. Misalnya saat dissolved oksigennya rendah maka alat MINO akan bekerja secara otomatis. Energi untuk menggerakan generator MINO akan diupayakan menggunakan solar panel.
Tim MINO sudah berkolaborasi dengan beberapa grup petani ikan di Indonesia yang akan menjadi distributor peralatan MINO Microbubble. Tim MINO juga akan bekerjasama dengan manufaktur lokal untuk proses produksi massal sekaligus untuk meningkatkan perekonomian lokal.