Jakarta, Technology-Indonesia.com – Teguh Wahyono bersama tim di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengembangkan riset terkait aplikasi evaporasi dan radiasi untuk membantu memperpanjang umur simpan salah satu produk hewani berupa madu.
Riset tersebut mengantarkan peneliti dari Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN ini menjadi salah satu dari 12 Peneliti penerima penghargaan Periset BRIN 2023. Penyerahan penghargaan dilaksanakan dalam acara Peringatan 2 Tahun BRIN di Jakarta, Minggu (7/5/2023).
“Teknologi yang kami kaji dapat memperpanjang umur simpan produk turunan madu dari 180 menjadi 419 hari, tanpa mempengaruhi kualitas dan sifat antibakterinya. Selain itu, ternyata kandungan antioksidan produk madu dapat meningkat dengan treatment kami,” paparnya.
Teguh yang memulai karirnya menjadi peneliti sejak diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 2009 ini menjelaskan bahwa kajian tim risetnya adalah untuk memperpanjang umur simpan produk turunan madu berupa pangan fungsional berbasis madu hutan dan bahan-bahan herbal terpilih.
“Produk madu tersebut merupakan karya anak bangsa yang bernaung dalam UMKM Imago Randau Harmoni,” cerita Teguh.
Pihaknya memberikan treatment pada produk tersebut berupa perlakuan evaporasi dan iradiasi pada dosis tertentu. Hasilnya adalah terjadi penurunan kelembaban dan pH produk. Nilai kelembaban dan pH yang menurun akan menurunkan kesempatan mikroba untuk berkembang dalam medium produk.
“Hal tersebut akan meningkatkan umur simpannya. Menariknya, perlakuan evaporasi dan iradiasi tidak banyak merubah warna dan struktur pada produk, sehingga tidak mempengaruhi penerimaan konsumen,” tambahnya.
Untuk mengembangkan risetnya Teguh melakukan kolaborasi dengan Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, OR Tenaga Nuklir, juga UMKM Imago Randau Harmoni.
“Tujuannya agar masyarakat dapat langsung mengaplikasikan hasil riset kami, baik produk maupun proses produk, untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi usahanya,” jelas Teguh.
Saat ini, hasil kajian dari riset Teguh dan Tim sedang dalam tahap pendaftaran paten dan tahap review pada jurnal global bereputasi tinggi.
Pria kelahiran Yogyakarta ini menyampaikan bahwa tantangan aplikasi teknologi ini adalah perlunya fasilitas pendukung untuk mendampingi produk – produk UMKM yang berpotensi untuk go international.
Mengenai penghargaan yang Ia dapat sebagai Peneliti BRIN Berprestasi tahun 2023, Teguh berharap semoga kedepannya bisa lebih berkontribusi lagi terhadap kesejahteraan masyarakat. Baik itu masyarakat awam maupun masyarakat ilmiah. Juga dapat lebih memahami dan memberi solusi bagi permasalahan terkait pangan di masyarakat.
Harapannya kedepan adalah semoga para ilmuwan BRIN lebih fokus dalam berkarya dalam kapasitas keilmuan dan mampu berkolaborasi dengan stakeholder di keilmuannya.
“Dengan niat memperbaiki diri, periset akan mampu membentuk ekosistem riset yang produktif, memberikan manfaat bagi masyarakat (masyarakat awam dan ilmiah), dan berkontribusi untuk kemajuan negeri,” pungkasnya. (Sumber Brin.go.id)