Mahasiswa UGM Kembangkan Teknologi Pengasapan Lele Rendah Polusi untuk Perpanjang Umur Simpan Produk

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi teknologi berupa alat pengasapan ikan lele yang rendah polusi.

“Alat ini dibuat untuk membantu meningkatkan produksi, kualitas, umur simpan, serta pengurangan polusi udara saat pengasapan lele,” terang Ketua pengembang alat, Dinda Iffana Silma, Selasa (3/10/2023) di UGM.

Mahasiswa Teknik Kimia UGM ini menjelaskan pengembangan alat berawal dari keprihatinannya dan tim akan persoalan yang dialami oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (pokdakan) Wono Mina Sari, Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.  Kelompok tersebut membudidayakan lele sekaligus memproduksi produk olahan lele, salah satunya lele asap.

“Lele asap ini permintaan cukup tinggi. Sayangnya pokdakan di Magelang ini melakukan pengasapan dengan cara konvensional dan alat seadanya yang membutuhkan durasi pengasapan lama,” tuturnya.

Dari keresahan tersebut Dinda bersama dengan keempat rekannya yaitu Ademas Alam Pangestu (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol), Rakha Naufal Flazui Handoko (Teknik Mesin), Irvan Gibran (Teknik Kimia) dan Nabila Hasna Karimah (Teknik Industri) berusaha mencari solusi dengan membuat alat pengasap lele untuk mengatasi persoalan tersebut.

Alat dikembangkan di bawah bimbingan Dr. Ir. Widya Rosita S.T., M.T., melalui pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) Kemendikbudristek 2023.

Dinda mengungkapkan proses pengasapan pokdakan Magelang tersebut menggunakan serabut kelapa dan kayu sebagai bahan bakar untuk menghasilkan asap. Alat yang digunakan berupa drum bekas dengan tutup yang kurang rapat. Proses tersebut menyebabkan durasi pengasapan menjadi lama yakni 8 jam dengan kapasitas 5 kg sekali produksi.

Nabila menambahkan proses produksi yang lama menjadikan produk lele asap yang dihasilkan berwarna gelap dan mudah gosong. Kondisi tersebut sangat memengaruhi tampilan produk kurang menarik di mata konsumen.

“Proses produksi yang lama menyebabkan borosnya bahan bakar yang dikonsumsi dan sulitnya memenuhi permintaan pasar,” ucapnya.

Tak hanya itu, proses pengasapan lele menghasilkan limbah asap yang dapat mencemari lingkungan. Produk lele asap yang dihasilkan pun mempunyai umur simpan yang pendek.

“Produk lele asap yang dihasilkan mitra mempunyai umur simpan lele asap hanya 3 hari saja. Namun dengan implementasi teknologi yang kami kembangkan umur simpannya bisa bertambah hingga 5 hari,” imbuh Dinda.

Dinda memaparkan dengan alat ini bisa meningkatkan kuantitas produksi mencapai 30 Kg dalam sekali produksi. Selain itu, waktu produksi bisa menjadi lebih singkat dari yang semula sekali produksi memutuhkan waktu 8 jam menjadi 2-4 jam saja.

Rakha menambahkan bahwa proses pengasapan yang dilakukan lebih cepat dengan kapasitas 6 kali lipat dari sebelumnya serta dijalankan dengan suhu yang konstan. Pengasapan yang cepat dengan suhu konstan ini menerapkan alat pengasapan yang lebih tertutup disertai banyaknya cerobong asap.

Cerobong asap berasal dari tempat bahan bakar yang terhubung menuju lele sehingga memudahkan transfer massa dan panas asap langsung menuju ke lele.

“Sementara itu, asap hasil pengasapan akan diolah menjadi asap cair grade 1 dengan menerapkan teknologi distilasi bertingkat yang dapat dimanfaatkan sebagai pengawet lele asap dan produk tambahan bagi mitra. Asap cair dapat meningkatkan umur simpan lele asap menjadi lebih tahan lama serta penampilan lele menjadi lebih menarik,” terang Rakha

Ketua Pokdakan Wono Mina Sari, Andi mengaku sangat terbantu dengan hadirnya alat pengasapan lele asap yang dikembangkan mahasiswa UGM ini. Salah manfaat yang dirasakan adalah alat bisa mempercepat dan meningkatkan proses produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Disamping itu, asap yang berbahaya dapat diolah sebagai asap cair untuk meningkatkan umur lele asap dan sebagai produk tambahan.

“Kami benar-benar terbantu dengan implementasi teknologi alat pengasapan lele yang dibuat oleh mahasiswa UGM ini. Harapannya dengan alat ini bisa mendorong usaha pengolahan produk lele asap sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan kelompok,” harapnya. (Foto: Dok. Tim PKM)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author