Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kini kacang hijau merupakan salah satu komoditas andalan tanaman pangan yang banyak diminati oleh beberapa negara. Berdasarkan data volume ekspor tahun 2014 sampai dengan Juni 2019, Kacang hijau menduduki peringkat kedua (19,82%) setelah ekspor jagung (63,34%).
Trustinah Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Badan Litbang Pertanian menyebutkan bahwa hampir di setiap provinsi di Indonesia tanaman kacang hijau dibudidayakan dengan varietas yang dikembangkan cukup beragam. Hasil produksi rata-rata hanya untuk memenuhi kebutuhan pada provinsi masing-masing dan belum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
“Kacang hijau dengan warna biji hijau kusam sangat diminati oleh pasar ekspor, varietas Vima 1 adalah salah satu varietas yang diminati oleh pasar, namun produktivitasnya masih cukup rendah hanya 1,76 ton/ha,” ujar Trustinah.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ada empat provinsi yang memiliki luas panen kacang hijau cukup besar di antaranya Jawa Tengah, Jawa Timur, Selawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Varietas yang dominan ditanam antara lain Murai, Kutilang, Vima-1, Vima-2, dan Vima-3.
Senada dengan Trustinah, Yuliantoro Baliadi Kepala Balitkabi, Malang, menyampaikan bahwa Balitkabi sudah melepas varietas-varietas yang lebih unggul dari Vima 1 dan berharap petani mau beralih ke varietas unggul baru. Varietas yang telah dirilis terlebih dahulu produksinya kurang dari 2 ton/ha, sedangkan varietas unggul baru produksinya diatas 2 ton per hektare.
“Kacang hijau varietas Vima 5 produktivitas lebih tinggi dari varietas Vima 1 dan memiliki kriteria warna biji hijau kusam. Varietas Vima 5 produktivitas dapat mencapai 2,34 ton per hektare. Dengan peningkatan produktivitas tersebut otomatis pendapatan petani juga akan meningkat,” ujar Yuliantoro.
Periode Januari sampai Agustus 2018, Filipina dan China merupakan negara tujuan utama ekspor kacang hijau disamping Taiwan. Ekspor pada ketiga negara tersebut jumlahnya mencapai lebih dari 90% dari total ekspor sebesar 11.652 ton.
Pada tahun 2019 (data BPS periode Januari – Juni) negara tujuan ekspor kacang hijau terus bertambah diantaranya ke Jepang, Hongkong, Cina, Taiwan, Vietnam, Singapura, Philipina dan Timor Leste. Jumlah ekspor kacang hijau ke negara-negara tersebut sebanyak 3.400 ton dengan nilai Rp 42 miliar. Selain itu, Negara Mesir juga tertarik pada kacang hijau dari Indonesia.
Dengan tren permintaan ekspor kacang hijau yang terus meningkat hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Puslitbangtan/Balitkabi untuk terus berinovasi menghasilkan varietas unggul baru sesuai kebutuhan pasar dengan produktivitas yang lebih tinggi. (Uje/RTPH/LEN)