TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menorehkan langkah penting dalam mewujudkan energi bersih nasional melalui pengembangan desain reaktor daya generasi keempat bernama PeLUIt-40 (Pembangkit Listrik dan Uap Panas untuk Industri). Reaktor berkapasitas daya 30 MWth ini mampu menghasilkan listrik sebesar 10 MWe sekaligus mendukung produksi hidrogen bersih untuk kebutuhan industri.
Desain Reaktor PeLUIt-40 ini menarik perhatian pengunjung Indonesia Research and Innovation Expo (InaRI Expo 2025) yang digelar di JIEXPO, Kemayoran pada 28-30 Oktober 2025. INARI Expo merupakan salah satu rangkaian kegiatan Indonesia Technology and Innovation (INTI) Expo 2025
Peneliti Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Muhammad Subhan, menjelaskan PeLUIt-40 merupakan pengembangan lanjutan dari proyek Reaktor Daya Eksperimental (RDE) pada 2016–2019 yang memiliki kapasitas 10 MWt. Kapasitas PeLUIt-40 ditingkatkan menjadi 30 MWth agar lebih layak secara ekonomi.
Peningkatan daya ini memungkinkan reaktor tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga memproduksi hidrogen bersih hingga 1,78 kiloton per tahun. “Output-nya uap panas. Dari uap panas inilah bisa dihasilkan hidrogen menggunakan teknologi solid oxide electrolysis cell (SOEC), sehingga benar-benar energi bersih,” jelas Subhan.
PeLUIt-40 dikembangkan dari pengalaman Indonesia mengembangkan desain RDE, reaktor skala kecil dengan pendingin gas suhu tinggi atau High Temperature Gas-cooled Reactor (HTGR). PeLUIt-40 melanjutkan konsep tersebut dengan kapasitas dan performa lebih besar.
Dalam pengembangan PeLUIt-40 , BRIN bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) serta Tsinghua University, Tiongkok yang sudah berpengalaman membuat prototipe HTR-10 dan versi komersialnya HTR-PM berdaya 250 MWt.
Teknologi dan Desain PeLUIt-40
Desain PeLUIt-40 mengadaptasi teknologi HTGR generasi keempat. Bahan bakarnya berbentuk bola TRISO yang berisi partikel uranium berlapis tiga untuk menahan panas dan radiasi. Menurut Subhan, lapisan TRISO membuat bahan bakar ini sangat aman.
Reaktor PeLUIt-40 memakai helium sebagai pendingin, bukan air seperti pada reaktor konvensional. Gas helium dialirkan di antara bahan bakar untuk menyerap panas hingga 800 derajat celsius, kemudian diarahkan ke sistem steam generator untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi hingga 520 derajat celsius guna memutar turbin.
“Dengan sistem kogenerasi, satu reaktor dapat menghasilkan listrik dan uap panas industri sekaligus, termasuk untuk produksi hidrogen,” tambahnya.
Subhan mengungkapkan, saat ini pengembangan PeLUIt-40 telah mencapai tahap basic design, selanjutnya akan masuk ke tahap detail engineering design (DED) dan kontruksi. Sebelum konstruksi, desain harus di-review dan disetujui oleh BAPETEN selaku lembaga pengawas ketenaganukliran di Indonesia.
Selain PeLUIt-40, BRIN juga mengembangkan Micro PeLUIt, reaktor kecil berdaya 5–10 MWth yang bersifat portable. Jika PeLUIt-40 bersifat land-based, mikroreaktor ini bisa diangkut dengan truk trailer atau kapal laut ke daerah terpencil.
“PeLUIt-40 menjadi langkah nyata Indonesia menuju PLTN pertama di tanah air. Ini bukti bahwa kita mampu menguasai teknologi reaktor daya sendiri,” tutup Subhan. (Sumber: brin.go.id)
BRIN Kembangkan Desain Reaktor Nuklir PeLUIt-40 Berkapasitas 30 MWth
