Jakarta, Technology-Indonesia.com – Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang turut berkontribusi pada angka inflasi nasional. Ketersediaan cabai di musim tertentu yang terbatas jumlahnya menyebabkan fluktuasi harga di pasaran. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas komoditas hortikultura tersebut melalui perbaikan teknologi. Salah satunya berupa paket teknologi produksi lipat ganda (Proliga) cabai.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Riau (Kepri) sejak tahun 2019 telah menggelar demplot kajian Proliga cabai Kota Batam. Kegiatan on-farm ini melibatkan petani secara partisipatif. Demplot Proliga berlokasi di lahan kelompok tani (Poktan) Maju Mandiri Setokok, Kecamatan Bulang, Kota Batam.
Kepala BPTP Kepri, Sugeng Widodo pada Selasa (6/7/2021) menjelaskan bahwa demplot kajian Proliga ini bertujuan agar teknologi tersebut dapat secara langsung dikaji bersama teknologi eksisting yang diterapkan petani secara berdampingan. BPTP Kepri pada 2019 mulai menerapkan inovasi paket teknologi Proliga Cabai di lahan petani kooperator yang berada di Setokok Batam.
“Penerapan inovasi Paket teknologi Proliga tersebut terbukti berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas cabai yang ditanam, serta mampu meningkatkan penghasilan petani. Keberhasilan tersebut menjadi daya tarik bagi pihak lain untuk ikut menerapkan paket teknologi yang disusun oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Badan Litbang Pertanian ini. Saya juga berterima kasih kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam juga BI Kantor perwakilan Kepri yang ikut mensupport kegiatan ini,” kata Sugeng.
Dari lokasi demplot kajian Proliga petani kooperator Jajang/Thomas saat memberikan testimoni terlihat antusias dan semangat dengan teknologi Proliga karena benar-benar membuat hasil berlipat ganda. Pada musim panen bulan April lalu, dengan teknologi Proliga produksi cabai merah meningkat dari 18 ton/hektare (ha) menjadi 20 ton/ha, atau naik 11 persen.
Peneliti BPTP Kepri, Annisa Dhienar Alifia menjelaskan, beberapa teknologi yang dapat menjadi pengungkit produksi, efisiensi biaya dan mengurangi kehilangan hasil yaitu: penggunaan varietas unggul, persemaian sehat, peningkatan kepadatan populasi tanaman, pengelolaan tanah, hara dan air serta pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Penyuluh BPTP Kepri, Jonri Suhendra Sitompul juga menjelaskan keberhasilan teknologi Proliga tidak bisa lepas dari pendampingan yang intensif. “Pendampingan rutin dilakukan dengan kunjungan langsung ke lapangan, maupun via pesan singkat (chat). Petani biasanya mengirim foto tanaman yang bermasalah, kemudian kunjungan ke lapangan dilakukan untuk identifikasi penyebab dan penyelesaian secara akurat,” terang Jonri.
Ka.Si. Tanaman Pangan dan Hortikultura Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam Devi Januardi mengatakan, pihaknya mendukung dan mengapresiasi inovasi teknologi Proliga yang telah didesiminasikan BPTP Kepri ke petani Batam. Selain itu Ia juga mengucapkan terima kasih kepada BI Kantor Perwakilan Kepri yang telah memberikan bantuan diantaranya sarana prasarana pertanian.
“Saya berharap metode ini menjadi referensi bagi kelompok tani yang lain dalam rangka meningkatkan produktivitas taninya. Dengan meningkatnya produksi tentu dapat berimpilikasi pada kesejahteraan petani,” tegas Devi. (Sumber BPTP Kepri)