Swasta Siap Kembangkan Feromon

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Seiring peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan kesehatan, trend penggunaan pestisida makin hari makin menurun. Karena itu, produk ramah lingkungan menjadi pilihan yang bijak dan prospektif menguntungkan.

Hal tersebut mengemuka saat kunjungan Eko Haryanto dari PT. Pestindo Sentral Optima dan Sugiarman, PT. Zenith Cropsciences Indonesia ke Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik (BB Biogen) Balitbangtan di Cimangu, Bogor, pada Rabu (9/5/2018). Dalam kunjungan itu, mereka diterima oleh Susti Prijatno, Kabid KSPHP; Tardi Thoyib, Kasie Kerjasama; I. Made Samudra, peneliti/inventor feromon; dan Alina Akhdia, Ketua Kelti Biokimia.

PT. Pestindo Centra Optima dan PT. Zenith Cropsciences Indonesia tertarik menerapkan produk riset Balitbangtan berupa feromon yang rencananya akan digabungkan penggunaannya dengan lem sehingga diharapkan pengendalian hama akan lebih efektif.

Berdasarkan pengujian Fero-Exi pada lahan pertanaman bawang seluas 20 hektar di Brebes, Eko Haryanto menyatakan puas dan percaya diri untuk mengembangkan produk tersebut. Selain Fero-Exi, produk lainnya yaitu Fero-Armi direncanakan akan diuji pada lahan pertanaman hortikultura, khususnya buah-buahan.

Selama ini, feromon diperoleh dengan cara impor dari Jepang atau Jerman. Karena itu, poduk feromon yang dihasilkan oleh Balitbangtan disambut dengan sangat antusias.

Kombinasi produk antara feromon dari BB Biogen dan lem kental/cair/water base dari PT. Pestindo Centra Optima diharapkan dapat menjadi solusi bagi petani dengan keunggulan murah, aplikatif, dan ramah lingkungan.

Kolaborasi Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) dengan pihak perusahaan pertanian ini merupakan salah satu kunci kesuksesan pemanfaatan hasil-hasil riset sehingga dapat berdampak luas.

Selain feromon, Inpari 40 direncanakan akan diujicobakan oleh PT. Zenith Cropsciences Indonesia di Karawang. Inpari 40 merupakan varietas unggulan baru (VUB) padi yang cocok ditanam pada sawah tadah hujan dan memiliki provitas tinggi 9 ton/hektar. Saat ini, Inpari 40 telah terdiseminasikan ke lebih dari 33 lokasi, bahkan petani-penangkar tertarik untuk memproduksi benihnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author