Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat (Kalbar) Rustan Massinai menyatakan kesiapannya dalam mendukung program pengembangan jeruk di Kalbar yang sudah tertuang dalam Inpres No 1 tahun 2021.
Dalam Inpres ini, salah satu uraian keberhasilan pengembangan jeruk nasional adalah terselesaikannya pembangunan kawasan sentra produksi tanaman jeruk yang menerapkan teknologi buah berjenjang sepanjang tahun (Bujangseta) di Kecamatan Semparuk, Tebas, Sebawi, Tekarang dan Sambas dengan luas 1.000 hektare.
Hal tersebut disampaikan Rustan dalam Forum Groups Discussion (FGD) Jeruk dengan tema “Mengembalikan Kejayaan Jeruk Siam Pontianak” yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (20/5/2021) di aula Dinas Pertanian Kabupaten Sambas. Acara yang digelar oleh Balitjestro Puslitbanghorti ini diikuti 60 peserta dengan mengundang stakeholder terkait, mulai dari tingkat Provinsi Kalbar sampai perwakilan kelompok tani.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum menyatakan bahwa dalam aspek budidaya tanaman jeruk, petani sudah ahli, namun dalam pemasaran dan strategi pengolahan produk hilir, dibutuhkan banyak pendampingan.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) M. Taufik Ratule dalam sambutannya mengatakan bahwa Puslitbanghorti sangat mendukung program pengembangan jeruk ini. Jika nantinya Sambas mampu bangkit, ketersediaan produksi jeruk nasional tentunya akan tercukupi. Tentunya penerapan PTKJS (Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat) dan Bujangseta perlu terus disosialisasikan dan dikawal.
Penerapan PTKJS terdiri dari lima komponen teknologi yaitu menggunakan bibit jeruk berlabel bebas penyakit, mengendalikan vektor CVPD/serangga penular Diaphorina citri Kuw, pemeliharaan intensif, sanitasi kebun, dan pembinaan kelembagaan.
Sementara teknologi buah berjenjang sepanjang tahun (Bujangseta) teknologi buah berjenjang sepanjang tahun (Bujangseta) dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) untuk meningkatkan produksi tanaman jeruk.
Teknologi Bujangseta merupakan kombinasi dari manajemen kanopi, manajemen nutrisi, serta manajemen pengendalian hama dan penyakit. Manajemen kanopi atau pemangkasan bertujuan menyeimbangkan pertumbuhan tunas vegetatif dan generatif. Pemangkasan juga dilakukan untuk memotong cabang yang sakit dan mengurangi kelembaban yang terlalu tinggi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sambas menyatakan bahwa, dukungan pusat sangat diperlukan apalagi pendanaan dari daerah terbatas untuk berbagai komoditas lainnya. Dari pihak Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) menyatakan bahwa benih ilegal masih ada dan upaya untuk menghidupkan bisnis perbenihan jeruk yang sehat ini perlu terus diupayakan.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Balijestro, Harwanto menyampaikan materi mengenai program Rencana Pengembangan Inovatif dan Kolaburatif (RPIK) Jeruk yang berlangsung di Sambas. Program ini akan melibatkan BPTP Kalbar, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) dan Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP).
Kegiatan ini akan berlanjut dengan Project iCare yang berlangsung 5 tahun ke depan. Untuk itulah berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh tim peneliti tahun ini diraharapkan mendapat dukungan semua pihak, untuk mencapai kembali kejayaan jeruk siam pontianak di Kabupaten Sambas. (Sumber Balitjestro)