Siboba, Sistem Informasi Pendugaan Bobot Badan Sapi Potong Berbasis Android

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Loka Penelitian Sapi Potong (Lolit Sapi) Badan Litbang Pertanian mengembangkan aplikasi Siboba, sistem informasi pendugaan bobot badan sapi potong berbasis android. Metode ini mengurangi stress ternak dan mudah digunakan serta dan efisien tenaga, waktu dan biaya.

Peneliti Lolit Sapi, Dicky Pamungkas memaparkan hasil penelitiannya tersebut dalam seminar berkala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) pada Kamis (21/10/2021). Menurut Dicky, Keuntungan menggunakan aplikasi Siboba yaitu adalah adanya alternatif atau pilihan cara menduga bobot badan sapi. Akurasi pendugaan mencapai 93,86%. Sehingga kesalahan pendugaan sangat kecil yaitu 6,14%.

Saat ini masih dikembangkan SiBoBa versi 2.0 berbasis android menggunakan camera phone yang terintegrasi dengan sensor. Dengan sistem ini akan didapat rekaman bentuk badan sapi tampak samping dan belakang yg diterjemahkan sebagai panjang badan dan lingkar dada.

Dicky Pamungkas sudah memperoleh tiga hak cipta yaitu untuk Pusat Genom Pertanian Indonesia (PGPI, RK2018, 2017, 2015), Siboba (Sistem Informasi Pendugaan Bobot Badan Sapi Potong Berbasis Android) dan Sicebun (Sistem Informasi Deteksi dan Pencatatan Sapi Bunting Berbasis Android).

Pada kesempatan tersebut, peneliti di Balai Besar Penelitian Veteriner, April H Wardhana menyampaikan paparan berjudul Pengembangan Metode Biosensor dan Artificial Intelligence untuk Diagnosis Trypanosomiasis (Surra). Penelitian ini dilakukan bersama tim yang terdiri dari Dyah H Sawitri, Hasim Munawar, Romsyah Maryam, dan Fathia Amadhani.

Trypanosomiasis (Surra) pada ternak disebabkan oleh parasit protozoa darah, yaitu Trypanosoma evansi. Penyakit ini menyerang berbagai jenis hewan seperti kuda, unta, kerbau, sapi, kambing dan domba termasuk babi. Beberapa metode diagnosis di lapang memiliki kelebihan dan kekurangan, salah satu diantaranya juga terbilang mahal.

Pengembangan metode diagnosis Surra berbasis bio-sensor diharapkan memberikan piranti alternatif untuk digunakan dalam pengendalian Surra di lapang. Disamping itu, penggunaan teknik artificial intelligence untuk mendeteksi morfologi parasit ini pada preparat ulas darah diharapkan memberikan kemudahan bagi petugas laboratorium.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Prototipe Biosensor Surra yang dikembangkan terbukti mampu membedakan serum positif dan negatif sehingga berpotensi untuk dijadikan piranti dalam mendeteksi surra di lapang.

Namun demikian, untuk menyempurnakan respon interaksi antara protein dan antibodi surra perlu dilakukan uji stabilitas, sensitivitas dan spesifitas. Demikian juga metode Artificial Intelligence terbukti efektif dapat dikembangkan untuk deteksi morfologi T. evansi dan dapat diaplikasikan untuk jenis parasit yang lain. (Sumber Puslitbangnak)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author