Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sebagai negara agraria, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan keberagaman sumber pangan. Namun, sampai sejauh ini, potensi besar ini masih belum betul-betul dikembangkan lebih jauh oleh masyarakat. Salah satunya adalah tanaman sorgum.
Pada dasarnya sorgum adalah tanaman sejenis gandum yang dapat hidup di daerah tropis dan sub-tropis. Sorgum merupakan tanaman serealia potensial yang perlu dikembangkan untuk menunjang program ketahanan pangan dan agribisnis mengingat daya adaptasinya yang luas serta kebutuhan air yang rendah.
Untuk mengembangkan tanaman sorgum di Sumatera Utara, Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Muhammad Azrai dan Prof Hasil Sembiring didampingi Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara Khadijah EL Ramija melakukan kunjungan ke kediaman Bupati Karo. Ibu Bupati Karo sangat tertarik dengan tanaman sorgum. Ia menunjukkan kepada rombongan beras sorgum yang telah dibelinya.
M. Azrai menyampaikan bahwa sorgum berpotensi untuk mendukung program diversifikasi pangan karena sorgum dapat diolah secara sederhana sama seperti umbi-umbian, jagung dan sagu.
“Biji sorgum dapat diolah menjadi bahan setengah jadi (intermediate product) dalam bentuk sosoh dan tepung, selanjutnya sorgum sosoh diolah menjadi nasi sorgum, bubur sorgum dan sejenisnya, dan bahan tepung dapat mensubstitusi terigu untuk berbagai olahan (cookies, cake, mie, roti) tergantung formula substitusi dan fisikokimianya,” ujar Azrai.
Mendengarkan penjelasan langsung dari M. Azrai tentang manfaat dari biji sorgum, Ibu Bupati Karo langsung menginstruksikan kepada Dinas Pertanian Kab. Karo untuk melakukan penanaman sorgum kedepannya.
Balitsereal sudah melakukan kegiatan uji adaptasi terhadap beberapa varietas sorgum di Desa Lau Baleng, Kab. Karo. Dalam kesempatan ini M. Azrai juga akan melakukan bimbingan teknis pengolahan pasca panen tepung sorgum seperti cake, es krim, dan lain-lain.
Kegiatan dilanjutkan mengunjungi lokasi pertanaman sorgum yang merupakan kegiatan Balitsereal dengan Pemda Kab. Karo. Di lokasi tersebut sedang ada pertanaman sorgum. Varietas sorgum yang ditanam adalah Numbu, Super 1, Super 2, Super 6, Suri 3, Suri 4, Kawali, Super 7, dan Super 9.
Sebagai informasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balitsereal Maros Sulawesi Selatan telah banyak menghasilkan varietas unggul baru sorgum diantaranya Numbu, Kawali, Suri, Sangkur, Mandau, dan Super. Varietas Numbu misalnya, memiliki tinggi tanaman ± 187 cm dengan bobot 1.000 biji antara 36-37 gram. Rata-rata hasilnya 3,11 ton/ha dengan potensi hasil 40-5,0 ton/ha. Varietas Numbu tahan hama aphis, tahan penyakit karat dan bercak daun. Varietas ini dapat ditanam di lahan sawah dan tegalan.
Varietas unggul sorgum Suri 4 Agritan dilepas Balitbangtan pada 2014. Umur tanaman sorgum Suri 4 sekitar 95 hari, dengan umur berbunga 50% pada 55 hari setelah tanam (HST). Tinggi Tanaman sekitar 239,4 cm dengan bentuk daun pita dan semi tegak. Warna biji coklat tua kemerahan dengan bobot 1.000 biji sekitar 32,4 gram dan kadar gula (brix) 15,05%
Rata-rata produksi hasil sekitar 4,8 ton/ha pada kadar air 10%, sementara potensi hasilnya 5,7 ton/ha. Potensi produk biomas 25,0 ton/ha biomas batang, dengan rata-rata bobot sekitar 23,3 ton/ha biomas batang. Varietas Suri-4 Agritan memiliki kelebihan tahan rebah, serta tahan terhadap hama aphis, serta agak tahan penyakit antraknose dan bercak daun.
Sorgum varietas Kawali dilepas pada 2001 dengan rata-rata hasil 2,96 ton/ha. Varietas ini agak tahan serangan hama aphis dan tahan penyakit karat dan bercak daun. Sorgum Kawali dapat dipanen pada umur 100 – 110 hari serta cocok ditanam di lahan sawah atau tegalan. (Sumber BPTP Sumut)