Jakarta, Technology-Indonesia.com – Peningkatan populasi dan produktivitas ternak mutlak dilakukan untuk mendukung pengembangan swasembada daging sapi. Khusus di daerah prioritas kawin alam selain penanganan khusus dalam strategi pembibitan, pengembangan ternak sapi di daerah tersebut perlu dukungan penyediaan sumber pakan yang baik. Selama ini, penyediaan pakan di daerah hanya mengandalkan dari padang rumput alam saja.
Penyediaan pakan murah dalam suatu usaha peternakan sangat menentukan tingkat keuntungan dan kontinutas usaha. Sebab, 60 -70% biaya produksi adalah dari pakan. Salah satu sumber pakan bagi ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah pohon gewang (Coripha gebanga). Pohon ini bisa menghasilkan pakan yang disebut putak.
Pohon gewang banyak tumbuh di wilayah NTT. Pohon gewang menghasilkan putak (isi batang gewang) yang merupakan makanan sumber energi yang cukup tinggi. Pemanfaatan putak sebagai pakan sudah dilakukan melalui beberapa kegiatan penelitian dan pengkajian bahkan sejak 1987 yaitu melalui kegiatan percobaan di Sub Balai Penelitian Ternak-Lili. Dari hasil percobaan tersebut dapat diketahui bahwa dengan pemberian putak dapat memperbaiki pertumbuhan ternak.
Produksi batang gewang yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan cukup tinggi per pohonnya. Hasil penelitin Nulik, dkk (1988) bahwa tinggi batang gewang yang berkisar antara 9-20 meter/pohon menghasilkan kurang lebih 173 kg/meter atau sekitar 650 kg/pohon.
Pakan ternak
Putak merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat yang mengandung energi cukup tinggi dan disukai oleh ternak sapi, kambing, babi dan ayam. Pemberian putak dicampur urea (sumber nitrogen) dapat meningkatkan pertambahan berat badan serta menekan kematian ternak pada musim kemarau.
Pemberian putak sampai 75% dapat menggantikan posisi jagung dalam ransum babi. Pada ternak ayam, penggunaan putak dalam ransum ayam buras yang bisa mencapai 80% dari total ransum dapat menekan penggunaan jagung hingga 0-30% (Bamualim M.U, 1991)
Adapun nilai gizi yang terkandung dalam putak antara lain abu (7-8%), air (40-50%), protein (2-2,3%), serat kasar (15-18%), lemak (0,7-1,2%), dan lain-lain.
Putak dapat diberikan dalam bentuk segar dicincang/potong kecil-kecil pada ternak sapi, kambing dan babi. Sedangkan untuk ternak ayam diberikan dalam bentuk tepung. Komposisi putak dalam ransum sapi bisa mencapai 25% dari bahan yang akan diberikan pada sapi penggemukan dengan perasan buah saboak (buah pohon lontar yang telah matang) dapat meningkatkan bobot badan sapi 0,58/ekor/hari (Rubianti A, dkk, 2012).
Untuk kambing betina lokal produktivitasnya lebih baik ketika diberikan suplemen putak dan block mineral pada sore hari, namun tidak mempengaruhi jumlah anak per kelahiran. (BPTP NTT/Medo Kote, Onike. L. Lailogo, Ati Rubinati, Dwi Purmanto, dan Dominika Menge)