Produksi Benih Padi Inpari 36 Poktan Massengereng II capai 9,6 ton/ha

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kelompok Tani Massengereng II, Desa Lompulle, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng menggelar panen perdana benih padi varietas Inpari 36 dengan produktivitas 9,6 ton/ha. Hasil panen tersebut lebih tinggi 2,2 ton/ha dari varietas yang biasa digunakan oleh petani. Sebelumnya petani panen benih padi menggunakan varietas Mekongga dengan hasil paling tinggi 7,4 ton/ha.

Kegiatan panen ini merupakan rangkaian akhir kegiatan pendampingan oleh Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolittungro), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sejak bulan Juni 2020. Kegiatan pendampingan ini untuk mengatasi masalah para petani di Desa Lompulle terkait ketersediaan benih bersertifikat saat awal musim tanam.

Kepala Lolitungro, Fausiah T. Ladja dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan kegiatan pendampingan ini untuk mewujudkan desa mandiri benih. Sehingga petani di Desa Lompulle tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan benih padi bersertifikat untuk musim tanam.

“Berkat pendampingan ini, petani sudah bisa memproduksi benih sendiri. Selanjutnya petani di Desa Lompulle sudah bisa dikatakan mandiri dalam mengatasi ketersediaan benih. Benih tersebut bisa didaftarkan sertifikasinya di Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB) setempat. Selanjutnya benih padi bisa juga dijual untuk umum karena karena sudah memiliki sertifikat benih,” ujar Fausiah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng yang diwakili oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, Suhardiman menyampaikan ucapan terima kasih kepada Balitbangtan, Kementerian Pertanian khususnya Lolittungro yang telah melaksanakan kegiatan pendampingan desa mandiri benih kepada kelompok tani Massengereng II, Desa Lompulle, Kecamatan Ganra.

“Berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan ke desa lainnya di wilayah Kabupetan Soppeng, sehingga ketersediaan benih bersertifikat tersedia sepanjang musim tanam,” harapnya.

Menurut Agus Salim, salah seorang petani yang menjadi peserta pada kegiatan pendampingan turut mengucapkan terima kasih dan puas atas hasil Inpari 36 yang lebih tinggi dari varietas yang biasa digunakan.

“Varietas Inpari 36 umur tanamannya lebih lama, tapi bukan suatu masalah karena hasilnya cukup tinggi dan tahan terhadap penyakit tungro, untuk musim tanam berikutnya akan tanam kembali dengan menggunakan varietas Inpari 36,” ujar Agus.

Sementara itu, menurut Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menyampaikan bahwa pembinaan dan pemberdayaan petani melalui kelompok tani menjadi Desa Mandiri Benih (DMB) perlu terus dikembangkan.

“Meningkatnya pengetahuan petani dalam memproduksi benih, maka akan lahirlah petani-petani yang menjadi penangkar handal sehingga mampu menyediakan benih unggul bersertifikat secara mandiri di tingkat desa atau wilayahnya,” tutupnya.

Acara panen ini juga dihadiri Koordinator BPP Kecamatan Ganra, H. Alimuddin, Kepala Desa Lompulle serta PPL dan Kelompok Tani Kecamatan Ganra.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author