Penerapan Teknologi AWD di Kabupaten Kulon Progo

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sumberdaya air merupakan salah satu faktor penting bagi suksesnya pertanian di Indonesia. Di beberapa kawasan pertanian padi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ketersediaan air di bulan Mei 2020 cukup melimpah. Namun demikian, petani harus bijak dalam memanfaatkannya secara optimal, khususnya bagi tanaman padi.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta, bersama dengan Kelompok Tani Kedungrejo dan Sideman Makmur Giripeni, serta Kostratani Wates Kulon Progo telah menerapkan pengaturan air sawah secara berselang (basah kering atau Alternate Wetting and Drying/AWD).

Tanaman padi merupakan tanaman yang memerlukan banyak air, tetapi bukan tanaman air. Pada saat tanaman padi setelah digosrok gulmanya (umur 2-3 Minggu setelah tanam pindah), maka pengaturan air basah kering akan memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tanaman padi, selain menghemat penggunaan air.

Bagaimana cara mengatur air sawah, kapan basah, kapan harus kering? Pengaturan air basah kering dapat dilakukan menggunakan pipa berbahan plastik, kaleng bekas, ataupun bambu yang telah dilubangi. Pipa tersebut dipendam dalam tanah sawah.

Manfaat pipa adalah membantu petani melihat ketersediaan air di dalam tanah sawah. Jika permukaan tanah sawah tampak kering, petani bisa mengecek lubang pipa AWD untuk melihat kedalaman air di bawah permukaan tanah sawah.

Jika di dalam pipa terdapat air dengan kedalaman kurang dari 15 cm dari permukaan tanah, maka belum perlu dilakukan penggenangan. Namun jika kedalaman air di dalam pipa telah mencapai 15 cm dibawah permukaan tanah, maka barulah diperlukan penggenangan sawah kembali.

Pengaturan air basah kering memberikan beberapa manfaat antara lain menghemat penggunaan air di daerah atas (dekat saluran irigasi), sehingga daerah bawah (jauh dari saluran irigasi) dapat memperoleh bagian air. Pengaturan air juga bisa meningkatkan ketersediaan oksigen bagi akar tanaman dan meningkatkan kemampuan akar dalam menyerap pupuk.

Manfaat lainnya untuk menjaga kelembaban sawah sehingga tidak cocok bagi perkembangan hama penyakit tanaman. Dengan pengaturan air basah kering, maka tanah dan tanaman menjadi lebih sehat. (Sumber: BPTP Yogyakarta)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author