Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kesuburan tanah perlu mendapat perhatian karena tanah berperan penting dalam penyediaan nutrisi tanaman. Namun, ketersediaan lahan yang subur bagi tanaman kian menipis akibat peningkatan laju degradasi sumberdaya lahan. Petani dituntut untuk menggunakan lahan yang kurang subur (marginal) seperti lahan masam.
Lahan masam di Indonesia tercatat seluas 108,8 juta hektare (ha) atau berkisar 76% dari total luas lahan kering yaitu 143 juta ha. Tanah masam yang umumnya mempunyai nilai pH rendah (<pH 5) menimbulkan efek negatif bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi unsur toksik Al, Fe, dan Mn bagi tanaman . Salah satu upaya untuk meningkatkan pH tanah ialah pemberian biochar sebagai perbaikan tanah guna meningkatkan pertumbuhan serta hasil panen produksi tanaman.
Biochar (bio arang) merupakan bahan kaya karbon hasil pembakaran yang berasal dari limbah organik. Biochar dapat dimanfaatkan sebagai pembenah tanah (amelioran) diantaranya mampu meningkatkan pH tanah masam melalui sifat alkalinitasnya. Pembakaran biochar dilakukan secara pyrolysis pada sebuah wadah atau tungku yang didesain sedemikian rupa agar menciptakan pembakaran tidak sempurna dimana oksigen di udara tidak ikut serta dalam reaksi pembakaran.
Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) Badan Litbang Pertanian, di Kabupaten Pati memiliki alat berupa tungku pembakaran yang mampu membakar biomassa mencapai 20 – 30 kg biomassa limbah pertanian setiap pembakaran. Tungku pembakaran biochar Balingtan mampu menghasilkan biochar dalam waktu 24 jam sebanyak 20 – 25% dari total berat bahan mentah, tergantung dari bahan yang digunakan.
Tungku tersebut memiliki produk sampingan berupa asap cair yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biopestisida dan kosmetika. Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan biochar berupa limbah pertanian antara lain tongkol jagung, sekam padi, dan tempurung kelapa. Bahan-bahan tersebut dipilih karena ketersediaannya melimpah serta terjangkau khususnya bagi para petani.
Prosedur pembuatan biochar diawali dengan penyortiran bahan mentah dari kotoran kerikil dan dedaunan. Tutup tungku dilapisi tanah liat guna memastikan wadah agar dalam kondisi kedap udara. Bahan bakar yang digunakan dalam pembuatan biochar adalah biogas yang berasal dari kotoran sapi dalam biodigester.
Pembakaran tempurung kelapa dan tongkol jagung dilakukan dengan tungku yang ditutup rapat guna menurunkan ketersediaan oksigen selama pembakaran pada suhu berkisar 250 – 350°C selama 24 jam. Pembakaran sekam padi secara khusus dilakukan dengan menggunakan besi yang berbentuk tabung dimana terdapat rongga-rongga pada permukaan tabung selama 12 jam.
Setelah bahan berwarna hitam menyeluruh, biochar hasil pembakaran diberi air hingga suhu biochar menurun. Selanjutnya, hasil biochar dijemur hingga kering dan dihaluskan dengan mesin penggiling. Biochar siap diaplikasikan ke dalam tanah, baik diberikan secara langsung atau dikombinasikan dengan kompos. (Sumber Balingtan)