Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur ditetapkan sebagai kawasan food estate dengan luas mencapai 10 ribu hektare, yang terdiri dari 5.400 hektare kawasan persawahan, dan 4.600 hektare lahan tadah hujan. Dari luas areal kawasan tersebut, pengembangan food estate dilakukan di sejumlah kecamatan diantaranya Mamboro.
Pengawalan program food estate khususnya tanaman padi di Kecamatan Mamboro yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) bersama-sama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT, Penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Tengah dan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Tengah telah memasuki masa panen.
Bupati Sumba Tengah, Paulus S.K. Limu dan Kepala BB Padi, Yudi Sastro melaksanakan panen padi varietas Inpari IR Nutri Zinc di areal demfarm padi di Desa Manuwolo, Kecamatan Mamboro, Sumba Tengah, pada Senin (15/11/2021).
Lima varietas yang ditanam di lokasi demfarm dan telah memasuki masa panen yakni, Cakrabuana, Padjadjaran, Siliwangi, Inpari 42 dan Inpari IR Nutri Zinc. Hasil panen ubinan varietas Inpari IR Nutri Zinc 6,4 ton/ha, Padjadjaran 6,5 ton/ha, dan varietas Cakrabuana 7,8 ton/ha.
Kendati kondisi irigasi dan tingkat pengetahuan petani menjadi tantangan tersendiri bagi kabupaten muda pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat itu, namun berkat dukungan berbagai pihak hasil panen padi di Kecamatan Mamboro menggembirakan ujar Umbu Sina selaku Ketua Kelompok Tani Ratiwoya.
Sementara itu, Kepala BB Padi Yudi Sastro dalam sambutannya menegaskan tantangan dan kesiapanya dalam menjawab setiap tantangan yang ada di Sumba Tengah tersebut.
“Tadi kita sudah panen dan sebenarnya saya tidak bisa berkata banyak, yang jelas salut dengan Desa Manuwolo. Dengan kondisi iklim yang tantanganya tinggi, kita bisa panen padi diatas rata-rata yang pernah ditargetkan Pak Menteri yaitu 6 ton/ha. Namun kita bisa panen diatas target tersebut dan Badan Litbang Pertanian siap mendampingi dan mengawal petani di Sumba,” tegasnya.
Yudi menambahkan terkait ketersediaan benih dan varietas spesifik lokasi yang cocok dikembangkan di Sumba Tengah.
“Sebagai tusi BB Padi terkait benih varietas padi yang spesifik Sumba ini kita siap, tinggal lihat dan petakan apa yang cocok disini. Sudah kebayang yang ke-1 varietas Inpari IR Nutri Zinc untuk padi sawah. Kenapa? Kita masih banyak, kasus kita kekurangan kasus Zn, kemudian yang ke-2 karena anomali iklim yang luar biasa, musim hujan semakin pendek kita punya varietas padi yang super genjah ada Cakrabuana, SIliwangi, Inpari 13, dan Padjajaran,” tambahnya
Peneliti BB Padi, Untung Susanto selaku penanggung jawab kegiatan Demfarm di Sumba Tengah menegaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan benih Inpari IR Nutri Zinc pihaknya menegaskan tidak perlu khawatir karena benih varietas Inpari IR Nutri Zinc telah disiapkan di lahan seluas 18 ha. BB Padi siap memenuhi kebutuhan benih jika dibutuhkan dan menawarkan beberapa varietas padi gogo yang cocok ditanam dilahan tadah hujan dan bermitra dalam teknik budidaya di Kabupaten Sumba Tengah.
Bupati Sumba Tengah dalam sambutanya menyampaikan rasa optimisnya terkait kontribusinya dibidang pertanian. Bupati yakin dengan kondisi seperti sekarang ini yang bisa membantu NTT termasuk Sumba Tengah hanya bidang pertanian. Perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan daerah yang punya kontribusi besar dalam peningkatan ekonomi di NTT adalah Sumba Tengah, khususnya dari sektor tanaman pangan dan hortikultura.
“Hari ini kita bisa panen benih, apalagi ini benih yang kita panen adalah label putih tetapi Inparinya Nutri Zinc dan super genjah. Saya berharap betul benih padi varietas lain untuk padi lahan kering dan beberapa benih komoditas lain,” ungkap Bupati. (Sumber BB Padi)