Jakarta, Technology-Indonesia.com – Semenjak tahun 2015, Sulawesi Tenggara (Sultra) dipetakan sebagai kawasan pengembangan kakao nasional yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian No. 46/Kpts-PD.300/1/2015. Dalam keputusan tersebut, pemerintah menetapkan lima kabupaten di Sultra sebagai daerah pengembangan kakao nasional. Salah satunya, Kabupaten Konawe Selatan yang akan menjadi tuan rumah perhelatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 39.
Lokasi Gelar Teknologi (Geltek) pada HPS ke 39 akan dipusatkan di Desa Pudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, Sultra dengan komoditi utama tanaman kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) melalui UPTnya Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) memanfaatkan lorong-lorong di bawah tanaman Kakao dengan mengoptimalkan budi daya tanaman aneka kacang dan umbi.
Penanaman tanaman aneka kacang dan umbi di bawah pohon kakao yang dilakukan oleh Balitkabi merupakan hal baru, sehingga banyak petani di sekitar lokasi Geltek merasa tertarik untuk mengembangkannya. Guna mendukung keberlanjutan optimalisasi lahan kakao dengan tanaman pangan dalam waktu dekat, pada pertengahan Oktober 2019 akan dilakukan bimbingan teknis (Bimtek) budi daya tanaman pangan di bawah tanaman kakao. Bimtek juga akan diisi kegiatan penanganan pascapanen yakni membuat beragam kue, biskuit, jus, hingga es krim yang akan dilaksanakan oleh Puslitbangtan.
Berbagai komoditas aneka kacang dan umbi telah disiapkan oleh Balitakabi untuk acara Geltek pada HPS ke 39 ini. Komoditas tersebut antara lain kedelai varietas Dena 1, Dering 1, dan Dega 1, kacang hijau varetas Vima 1, kacang tanah varietas Katana 1 dan Takar 1, serta kacang tunggak varietas KT5. Tanaman ini di lokasi Geltek telah menunjukkan performa yang baik meskipun ditanam di bawah tanaman kakao dengan tingkat pencahayaan yang terbatas. Aneka tanaman umbi, antara lain ubi jalar varietas Antin 3 dan Beta 2, serta ubi kayu varietas Adira 1 menunjukkan hal yang sama, tumbuh subur dengan performa tanaman yang maksimal.
“Dengan adanya percontohan yang digelar pada lokasi Geltek ini diharapkan menjadi penyemangat bagi para petani komoditas perkebunan untuk mengoptimalkan lahan diantara tanaman kakao dengan budi daya komoditas tanaman pangan untuk optimalisasi lahan serta peningkatan pendapatan petani,” ujar Haris Syahbuddin, sebagai Kepala Puslitbangtan.
Menguatkan keterangan Kepala Puslitbangtan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjry Djufry pada kesempatan lain menyatakan bahwa Balitbangtan telah memiliki teknologi integrasi kakao dan komoditas tanaman pangan yang tahan naungan, seperti kedelai dan tanaman aneka kacang yang lain serta umbi.
“Varietas Unggul Balitbangtan untuk tanaman pangan seperti kedelai varietas Dena 1, Dering 1, dan Dega 1 sangat toleran dengan naungan dan tetap bisa berproduksi tinggi dalam kondisi intensitas cahaya yang rendah,” jelasnya.
Budidaya tanaman tumpang sari dengan tanaman perkebunan memiliki potensi yang besar untuk mendukung peningkatan produksi nasional. Demplot pada saat HPS tersebut merupakan percontohan yang bagus bagi petani komoditas perkebunan. “Diharapkan dengan melihat langsung, petani perkebunan dapat segera mengadopsi inovasi tersebut, karena potensinya sangat besar dikembangkan sehingga pendapatan petani perkebunan dapat ditingkatkan,” pungkasnya. (AWA, RTPH, Uje)