Bogor, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) menggelar workshop nanoteknologi sebagai rangkaian penyusunan roadmap penelitian dan pengembangan nanoteknologi tahun 2020-2024. Roadmap ini diharapkan menjadi peta jalan pemanfaatan teknologi nano dalam mendukung pembangunan pangan pertanian di era Industri 4.0
Presiden Joko Widodo pada saat pidato penetapannya sebagai Presiden RI 2019-2024 menyampaikan bahwa dunia sedang mengalami perubahan yang sangat cepat. Karena itu perlu dicari terobosan model baru, cara baru dan nilai-nilai baru untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan yang mampu mengantarkan bangsa Indonesia mewujudkan visinya menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045. Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan berbagai dukungan aplikasi teknologi dan inovasi pertanian mulai dari hulu yaitu pengadaan bibit, sarana produksi, hingga di hilir yaitu penanganan pascapanen serta pengolahannya.
Kepala BB Pascapanen, Dr. Prayudi Syamsuri, SP, MSi mengatakan salah satu teknologi masa depan yang dianggap mampu menjawab berbagai permasalahan dan tantangan di bidang pembangunan pertanian yaitu nanoteknologi. Nanoteknologi merupakan teknologi yang menggarap/merekayasa produk dengan bahan baku partikel berukuran 1/1.000.000 mm.
“Teknologi nano mampu mengontrol zat, material dan sistem pada skala nano sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada. Teknologi nano ini semakin berkembang di berbagai bidang keilmuan, semisal di dunia komputer, dunia obat-obatan/kedokteran, konstruksi (nano baja), dan tentunya tidak ketinggalan pemanfaatannya di bidang pertanian,” kata Prayudi dalam Workshop on Recent Advances and Future Perspective in Nanotechnology for Food And Agriculture di Auditorium Dr. Ismunadji, Cimanggu, Bogor pada Selasa (13/8/2019).
Lebih lanjut Prayudi menerangkan bahwa Balitbangtan telah menginisiasi pengembangan nanoteknologi pada 2014 dengan membangun laboratorium nanoteknologi yang pengelolaannya ditugaskan BB Pascapanen. Pembangunan laboratorium ini menjadi pemantik pengembangan nanoteknologi bidang pangan dan pertanian di lingkup Balitbangtan.
Hingga saat ini, BB Pascapanen telah banyak menghasilkan produk dari teknologi nano, diantaranya nanobiosilika yang dimanfaatkan sebagai pupuk ataupun sebagai filler pada produk karet; nanoselulosa yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan bioplastic atau biofoam; nanopestisida, nano vitamin, nano hormone ataupun nano vaksin. Penggunaan material nano ini mampu meningkatkan efektivitas maupun produktivitas produk pangan dan pertanian.
“Apa yang telah dicapai oleh peneliti-peneliti handal BB Pascapanen dalam bidang nanoteknologi merupakan suatu terobosan dalam pemanfaatan teknologi terkini di Indonesia,” lanjutnya.
Menurut Prayudi, pengembangan nanoteknologi di Kementerian Pertanian tidak hanya diperuntukkan untuk peneliti di BB Pascapanen. Karena itu, pihaknya sangat mengharapkan adanya sinergitas dengan berbagai lembaga penelitian dalam dan luar negeri, termasuk dengan unit kerja di litbang Pertanian.
“Pemanfaatan peralatan laboratorium yang ada, masih bisa dioptimalkan melalui kerjasama penelitian, karena biaya penelitian kami sendiri masih terbatas. Selanjutnya, kami juga siap bekerjasama dengan pihak industri agar inovasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” tuturnya.
Melalui workshop nanoteknologi ini, pihaknya mengundang berbagai Lembaga penelitian baik lingkup Kementan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta dari perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam upaya meningkatan pemahaman dan pengetahuan serta berbagi pengalaman dalam pengembangan nanoteknologi untuk pangan dan pertanian serta Iptek dan teknologi terkait lainnya.
Prayudi berharap workshop ini menghasilkan sinergi antara lembaga penelitian dan perguruan tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional dalam pengembangan nanoteknologi khususnya bidang pangan dan pertanian, serta peningkatan kapasitas SDM di bidang nanoteknologi.
“Kami berharap workshop nanoteknologi hari ini sebagai milestone kebangkitan pemanfaatan teknologi nano di bidang pertanian dan nanoteknologi menjadi pilihan teknologi yang tercantum dalam RPJMN dan Renstra Kementerian Pertanian yang baru,” pungkasnya.
Pada workshop nanoteknologi ini dilakukan penandatanganan kerjasama pengembangan nanoteknologi antara BB Pascapanen dengan PT Triangkasa Lestari Utama mengenai pemanfaatan biosilika serbuk dari sekam padi untuk industri berbahan dasar karet. Serta Kerjasama BB Pascapanen dengan PT Gelora Rempah Inti Indonesia dalam pengembangan teknologi nano biopestisida serai wangi bentuk serbuk.