Miliki Banyak Kelebihan, Sorgum Rakitan Balitbangtan Diminati Swasta

Bogor, Technology-Indonesia.com – Sejak dilepas pada April 2019, Sorgum Manis Bioguma Agritan rakitan Badan Penelitian dan Pengembangan Penelitian (Balitbangtan) berhasil menarik perhatian berbagai pihak, tidak hanya instansi pemerintah tapi juga perusahaan swasta. Hal tersebut tak lepas dari banyaknya manfaat dan kelebihan yang dimiliki komoditas ini.

PT Agro Indah Permata 21 merupakan salah satu perusahaan yang tertarik mengembangkan sorgum bioguma. Menurut Direktur Operasional PT Agro Indah Permata 21, Kandar Sumardi, sorgum bioguma memiliki potensi hasil di atas rata-rata sehingga cocok dijadikan bahan pangan dan pakan.

“Kami menggunakan batang sorgum untuk pakan ternak dan biji sebagai bahan pangan berupa beras sorgum dan tepung,” ujar Kandar disela-sela Workshop Diseminasi dan Penjalinan Kerja Sama VUB Sorgum Manis Bioguma Agritan di Gedung Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) Bogor pada Rabu (18/9/2019).

Lebih lanjut Kandar menjelaskan, pihaknya telah mengembangkan komoditas sorgum sejak 2014 dan kini berkembang hampir di seluruh Indonesia. Untuk sorgum Bioguma akan dikembangkan di wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.

Perusahaan lain yang turut mengembangkan sorgum bioguma adalah PT Sedana Peternak Sentosa. Direktur Utama PT Sedana Peternak Sentosa, Rahardi menyebutkan, tingginya bobot biomassa menjadi salah satu alasan pihaknya memilih komoditas ini sebagai pakan ternak.

“Lahan untuk sorgum sekarang ada 25 hektar di Jombang, Jawa Timur. Sorgum bioguma nantinya akan dikembangkan di sana,” ujar Rahardi.

Bukan hanya pakan, perusahaan yang dirintis sejak 2009 ini juga menjadikan sorgum sebagai bahan pangan seperti beras, tepung, gula, kecap dan nektar yang kini telah didistribusikan ke beberapa kota besar di Indonesia.

Selain PT Agro Indah Permata 21 dan PT Sedana Peternak Sentosa, perusahaan lain yang turut mengembangkan sorgum bioguma adalah PT Inti Daya Kencana, Indonesian Climate Change Trust Fund, dan PT Gluten Free Indonesia. Sementara untuk instansi pemerintah yakni Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat.

Kepala Balitbangtan Dr Fadjry Djufry menyambut baik upaya kerja sama yang dijalin dengan berbagai pihak dalam mengembangkan sorgum. Menurutnya, kolaborasi tersebut penting agar masyarakat bisa lebih mengenal tanaman sorgum yang batang, daun dan bijinya dapat dimanfaatkan.

“Kita juga nanti akan mendorong BPTP di daerah-daerah untuk ikut mempromosikan sorgum ini, karena manfaatnya banyak sekali mulai dari pangan, pakan hingga energi,” ujar Fadjry.

Menurut Kepala BB Biogen, Mastur PhD, sorgum merupakan tanaman pangan dari kelompok serealia yang adaptif iklim kering dan dapat diratun hingga tujuh kali. Selain tahan kekeringan, komoditas ini juga memiliki protein yang tinggi pada bijinya, bahkan kedua tertinggi setelah gandum.

“Meski protein gandum lebih tinggi, tapi mengandung gluten sementara sorgum tidak,” ungkap Mastur.

Kelebihan lain yang dimiliki sorgum bioguma adalah biji rata-rata 7 ton per hektare, brix gula dalam batang mencapai 15,5%, volume nira mencapai 122 ml dan biomasa batang 44-55 ton per hektare. (Andika Bakti)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author