Mesin Grafting Pneumatik Sederhana Berkapasitas Tinggi dan Ekonomis

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Ketersediaan bibit merupakan langkah awal dan faktor penting dalam menunjang keberhasilan budidaya tanaman mangga berskala komersial. Kegagalan dalam penyediaan bibit bermutu ini pengaruhnya sangat luas, selain kehilangan biaya juga kehilangan waktu. Karena itu, industri pembenihan/pembibitan merupakan tulang punggung dalam pengembangan tanaman hortikultura dan perkebunan harus menjadi bagian integral dari sistem agribisnisnya.

Kebutuhan akan bibit tanaman yang baik dengan jumlah yang banyak menjadi tantangan sendiri bagi Dr. Astu Unadi, perekayasa di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMektan) Badan Litbang Pertanian. Berkat ketelitian dan keuletannya, Astu berhasil menciptakan mesin grafting pneumatik sederhana dengan kapasitas tinggi dan ekonomis.

“Saya harap mesin sederhana ini dapat menjawab tantangan yang ada dalam penyediaan benih yang bagus dengan cepat dan banyak,” ujarnya.

Untuk menyediakan benih/bibit bermutu yang tepat jenis, tepat waktu dan dalam jumlah banyak dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Salah satunya, grafting yaitu metode perbanyakan vegetatif buatan yang sudah lama dikenal dan digunakan masyarakat luas untuk memperbaiki sifat tanaman baik sifat yang berkaitan kualitas ataupun yang berkaitan dengan kuantitas.

Grafting tidak dapat menghasilkan tanaman dengan sifat yang benar-benar baru tetapi hanya menggabungkan antara dua sifat tanaman yang kemungkinan besar berlainan. Selain berkaitan dengan aspek agronomi, grafting juga merupakan salah satu metode dalam pemuliaan tanaman yang sudah dikenal sejak dahulu.

Pada prinsipnya, grafting merupakan menggabungkan dua bagian tanaman (organ dan jaringannya) yang masih hidup sedemikian rupa sehingga keduanya dapat bergabung menjadi satu tanaman yang utuh yang memiliki sifat kombinasi antara dua organ atau jaringan yang digabungkan tadi.

Dua bagian tanaman yang disatukan pada umumnya adalah batang bawah dan batang atas. Bagian batang bawah yang memiliki perakaran dan menerima sambungan disebut dengan rootstock, understock, ataupun stock.

Sementara scion merupakan bagian atas yang digunakan untuk menyambung. Scion dapat berupa potongan batang atas (cutting) atau juga dapat berupa mata tunas tanaman. Jika scion yang digunakan adalah cutting, maka disebut dengan grafting. Namun jika scion yang digunakan adalah mata tunas, maka disebut dengan penempelan, budding, atau okulasi.

Dalam pembuatan bibit melalui grafting, ada dua bagian penting yang harus siap dalam waktu bersamaan. Bagian pertama adalah batang bawah yang bertugas untuk bertanggung jawab dalam sistem perakaran. Bagian kedua adalah batang bawah yang didapatkan dari pohon induk untuk kemudian disambungkan ke batang bawah. (Sumber BBP Mektan)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author