Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kebutuhan akan penggunaan mesin panen khususnya jagung tidak bisa ditunda lagi seiring berkurangnya tenaga panen di daerah. Karena itu, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) membuat mesin Combine Multikomoditas untuk mempermudah pemanenan jagung sekaligus padi sehingga lebih efektif.
Perekayasa mesin dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Sigit Triwahyudi mengungkapkan, selama ini proses pemipilan menjadi bagian kritis dalam pascapanen jagung. Potensi kehilangan hasilnya bisa mencapai 8 persen.
“Proses pemanenan umumnya juga dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu lama dan tenaga kerja yang tidak sedikit. Jadinya agak sulit untuk memenuhi kebutuhan permintaan jagung yang tinggi,” ungkap Sigit dalam rilis yang diterima Technology-Indonesia.com pada Kamis (28/6/2018).
Untuk itu, BBP Mektan mengadopsi mesin panen melalui kegiatan redesign dan reversed engineering dari mesin combine harvester mesin padi. Modifikasi pada bagian pengarah (reel guide), pisau statis, perontok (threshing) dan bagian pembersih (cleaning) dengan menggunakan bantuan software CAD.
Sigit menerangkan, prinsip kerja mesin combine harvester melalui beberapa tahapan yaitu menggaet dan mengarahkan tanaman menuju bagian pemotong (reel), memotong batang jagung (cutting platform), merontokkan bulir jagung dari tongkolnya (threshing), memisahkan jagung dan kotoran (separation and cleaning), dan memotong atau menghancurkan batang jagung (chopping).
Mesin ini memiliki spesifikasi dimensi 4.350 x 2.270 x 2.280 mm, bobot 2.150 Kg, lebar kerja 160 cm dengan 3 baris pemotongan tanaman jagung. Tenaga penggerak menggunakan motor diesel 43 HP, serta menggunakan roda krepyak (crawler) dari karet sehingga cocok digunakan untuk lahan agak basah maupun lahan kering.
Mesin pemanen ini mampu digunakan selama 5 – 10,56 jam/ha pada kecepatan kerja 1,1 – 1,50 km/jam, tingkat kebersihan antara 96,03 – 99,74%, tingkat kerusakan biji antara 0,52 – 1,70% dan susut hasil (losses) berkisar antara 2,50 – 2,79%.
Modifikasi Kedua
Meskipun telah berhasil membuat mesin combine yang efisien, perekayasa dari BPP Mektan terus berusaha membuat modifikasi mesin combine yang lebih efisien. Dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas kerja <6 jam/ha dengan mempercepat kecepatan maju combine diatas 2 km/jam.
“Kita sebut mesin pertama itu sebagai prototipe 1 dan kita sedang buat prototipe 2 dengan modifikasi tertentu,” tutur Sigit.
Modifikasi pada prototipe II dilakukan dengan mengganti pisau statis dengan memajukan posisi cutter bar 400 mm dari posisi awal. Kemudian dilakukan ujicoba untuk mengetahui kinerja mesin secara nyata di lapangan dengan beberapa kondisi lahan yang berbeda. Uji kinerja prototipe mesin panen dilakukan di Jawa Tengah (Jateng) dan Banten.
Pengujian di Klaten, Jateng dilakukan pada kondisi kadar air jagung 25,27%. Hasilnya, didapatkan kapasitas kerja sebesar 5,09 jam/ha pada kecepatan kerja 2,24 km/jam. Kondisi hasil panen tingkat kebersihannya 99,66%, tingkat kerusakan biji 1,20% dan susut hasil sebesar 2,58%.
Uji di Grobogan, Jawa Tengah dilakukan pada kondisi kadar air jagung 24,95 % dengan jagung dipotong pucuknya. Didapatkan kapasitas kerja sebesar 5,36 jam/ha pada kecepatan kerja 2,22 km/jam. Kondisi hasil panen tingkat kebersihanny 99,47%, tingkat kerusakan biji 1,29% dan susut hasil 2,84%.
Pengujian di kabupaten Serang, Banten pada kondisi kadar air jagung 28,5 % dengan kondisi tanaman jagung masih ada pucuknya. Didapatkan kapasitas kerja sebesar 5,77 jam/ha pada kecepatan kerja 2,14 km/jam. Kondisi hasil panen tingkat kebersihannya 97,70%, tingkat kerusakan biji 1,70% dan susut hasil 2,92%.
“Pada prototipe II ini, combine bisa digunakan untuk memanen padi tanpa perlu modifikasi. Saat digunakan untuk memanen padi dengan kadar air sebesar 22,6% dan kecepatan kerja pemanenan rata-rata 2,47 km/jam didapatkan kapasitas kerja sebesar 4,19 jam/ha, susut hasil 2,47% dan tingkat kebersihan 98,5%,” terang Sigit.
Teknologi ini telah siap dikembangkan dan dikomersialisasikan melalui kerjasama dengan tiga perusahaan mitra lisensi yaitu PT. Rutan, CV. Adi Setia Utama Jaya, dan PT. Bhirawa Megah Wiratama.