Inilah Produk-Produk Nanoteknologi Balitbangtan yang Ramah Lingkungan

Bogor, Technology-Indonesia.com – Pengembangan nanoteknologi sudah merambah berbagai bidang termasuk bidang pangan dan pertanian. Bahkan, Nanoteknologi diyakini dapat menjadi salah satu terobosan solusi pembangunan pangan dan pertanian ke depan.

Saat ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menghasilkan sejumlah produk nanoteknologi yang diterapkan pada aspek hulu-hilir pertanian dan pangan dengan berbagai status tahapan pengembangannya. Produk tersebut antara lain bioplastik nanoselulosa limbah pertanian, biodegradable foam (Biofoam), nanobiosilika cair, nanobiopestisida cair, nanocoating benih, dan nanohidrogel.

Nanoteknologi merupakan teknologi yang dimanfaatkan untuk merekayasa produk dengan bahan baku partikel berukuran 1/1.000.000.000 meter. Teknologi nano mampu mengontrol zat, material, dan sistem pada skala nano sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada.

Kepala Balitbangtan, Dr. Fadjry Djufry mengatakan untuk mendukung pengembangan nanoteknologi di bidang pertanian, Balitbangtan telah memiliki laboratorium nanoteknologi yang dilengkapi berbagai perlengkapan modern mulai dari processing sampai dengan analisis produknya.

“Salah satu produk unggulan yang selaras dengan isu lingkungan adalah produk bioplastik nanoselulosa limbah pertanian dan biodegradable foam,” kata Fadjry saat Launching Inovasi Balitbangtan Di Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu Bogor, Kamis (22/8/2019). Peluncuran produk inovasi ini merupakan salah satu upaya Balitbangtan untuk membumikan hasil riset pertanian.

Bioplastik umumnya diproduksi dari pati khususnya pati singkong, namun bioplastik yang ada di pasaran saat ini masih memiliki kekurangan yaitu kuat tariknya yang rendah serta permeabilitasnya yang tinggi. Penambahan nanoselulosa dari limbah pertanian hasil penelitian Balitbangtan mampu meningkatkan kuat tarik sekaligus menurunkan permeabilitas bioplastik. Keunggulan lainnya, mudah terurai secara alami dalam waktu sekitar 60 hari.

Biofoam merupakan kemasan alternatif pengganti styrofoam yang terbuat dari bahan baku alami, yaitu pati dengan tambahan serat (nanoselulosa limbah pertanian seperti jerami) untuk memperkuat strukturnya. Produk biofoam ini bisa terurai kurang dari 2 bulan bila dibuang ke lingkungan. Namun bila dibuang ke tempat yang lembab maka akan terurai lebih cepat. Biaya produksi biofoam Rp 700 – Rp 1.500 per buah bergantung pada sumber serat dan ukuran biofoam.

Kehadiran bioplastik dan biofoam, lanjutnya, dapat menjadi jalan keluar atas keberadaan sampah plastik yang selama ini menjadi momok yang menakutkan di Indonesia, bahkan di dunia. Karena kedua produk tersebut mampu terurai alami oleh tanah selama kurang lebih dua hingga tiga bulan.

Produk nano unggulan Balitbangtan lainnya adalah nanobiosilika cair dari limbah sekam padi. Produk ini telah diujicoba pada skala lapang di 17 Provinsi pada tanaman padi sawah, lahan kering dan rawa, serta tanaman bawang merah dataran tinggi. Penggunaan nanobiosilika pada tanaman padi dapat meningkatkan ketahanan terhadap hama penyakit dan mampu memberikan tambahan produksi hingga 1,4 ton GKP per hektare (ha). Sedangkan pada tanaman bawang merah dapat memberikan tambahan produksi hingga 2 ton per hektare.

Dari bahan baku sekam 5 Kg dapat menghasilkan 2 Liter Biosilika cair. Biaya produksi biosilika cair Rp. 30.000 per liter yang dapat dimanfaatkan untuk memupuk 5 ha sawah. Sementara, produk komersial yang ada di pasar harganya berkisar Rp. 100-150 ribu.

“Sudah ada lisensor yang akan melisensi biosilika cari ini yaitu PT Pupuk Kujang, mudah-mudahan bisa segara diproduksi massal,” kata Fadjry.

Produk selanjutnya adalah biosilika bubuk yang dapat dimanfaatkan menjadi filler atau bahan pengisi untuk produk karet. Penambahan silika bubuk mampu meningkatkan ketahanan abrasi dan kuat Tarik produk karet seperti ban atau alas kaki. Saat ini teknologi sudah dikerjasamakan dengan PT Tri Angkasa, perusahaan alas kaki berorientasi ekspor. Biaya produksi biosilika bubuk Rp. 20 ribu per Kg.

Produk selanjutnya, nanobiopestisida cair yang sudah diujicoba di lapang untuk mengendalikan penyakit pada tanaman kakao dan nilam dengan efektivitas 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan biopestisida konvensional. Produk ini telah dilisensi oleh mitra industri. Selain dalam bentuk cair, Balitbangtan juga sedang mengembangkan produk nanobiopestisida serbuk.

Produk lainnya yang dikembangkan Balitbangtan adalah nanozeolit dan nanocoating yang dapat diterapkan dan meningkatkan umur simpan buah, seperti pada pisang, mangga, manggis, dan salak, lebih dari tiga minggu untuk tujuan ekspor.

Penggunaan nano zeolite untuk menyerap etilen yang dikeluarkan oleh buah selama transportasi. Biaya tambahan sebesar Rp. 500 untuk 1 Kg buah. Sedangkan penggunaan nanocoating akan menekan respirasi buah sehingga umur simpan lebih Panjang. Biaya produksi nanocoating Rp. 50.000 per liter yang dapat digunakan untuk 1 ton buah.

Produk potensial lain yaitu nanohidrogel dengan bahan baku tongkol jagung, limbah pertanian yang belum termanfaatkan secara optimal. Hidrogel merupakan polimer dengan struktur sedemikian rupa sehingga mampu menyerap air dan menahannya dalam kurun waktu tertentu. Hidrogel merupakan bahan yang banyak digunakan untuk popok sekali pakai/diapers, dan media tanam pengganti tanah.

Selain meluncurkan produk-produk nanoteknologi, Balitbangtan juga meluncurkan beras Inpari IR Nutri Zinc untuk atasi stunting dan kedelai Biosoy dengan biji besar dan hasil tinggi. Peluncuran produk inovasi ini merupakan salah satu upaya Balitbangtan untuk percepatan hilirisasi produk hasil litbang melalui sosialisasi kepada seluruh stakeholders terkait.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author