Genap Berusia 208 Tahun, Kebun Raya Bogor Resmikan Rumah Kaca Hoya dan Rehabilitasi Tumbuhan Koleksi

TechnologyIndonesia.id – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kebun Raya Bogor (KRB) ke-208 serta Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia Tahun 2025, Kebun Raya Bogor menyelenggarakan rangkaian kegiatan diantaranya rehabilitasi tumbuhan koleksi dan peresmian Rumah Kaca Hoya.

Kebun Raya Bogor merayakan hari jadinya yang ke-208 pada 18 Mei 2025. Perserikatan Bangsa-Bangsa mencanangkan 22 Mei sebagai Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang tahun ini mengangkat tema “Harmony with Nature and Sustainable Development”.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Momentum ini penting diperingati, terutama KRB sebagai awal mula lahirnya lembaga riset di Indonesia dan kini menjadi acuan pengelolaan kebun raya di Indonesia.

Handoko berharap KRB dengan kelima fungsinya dapat optimal dan mencapai sinergitas melalui kemitraan.

“Lima fungsi KRB yaitu konservasi ex situ tumbuhan langka, riset biodiversitas dalam berbagai aspek termasuk pemanfaatannya, pendidikan lingkungan, ekowisata, dan jasa lingkungan, dapat sinergis melalui kemitraan baik dengan pemerintah daerah, swasta, maupun universitas,” tutur Handoko saat peringatan HUT ke 208 KRB dan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, di Gedung Samida, KRB, Senin (19/5/2025).

Lebih lanjut ia mengapresiasi kolaborasi BRIN dengan Mitra Natura Raya dalam mendukung fungsi eduwisata KRB melalui berbagai event lingkungan, sehingga menjadikan KRB tetap diminati dan dikunjungi oleh generasi muda.

Handoko meyakini aspek konservasi biodiversitas dan pemanfaatannya, sehingga memberi nilai ekonomi yang sinergis dan berkelanjutan. Dia mencontohkan kemitraan pengelolaan KRB dengan pihak swasta sebagai model yang dapat dikembangkan di infrastruktur riset lainnya, seperti bidang arkeologi.

Revitalisasi Monumen Reinwardt

Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel pada kesempatan yang sama, memberikan apresiasi kepada BRIN atas kesempatan istimewa dapat turut memeriahkan HUT KRB melalui revitalisasi monumen Caspar Georg Carl Reinwardt.

Monumen ini untuk mengenang kontribusi Caspar Georg Carl Reinwardt, seorang ahli botani Jerman-Belanda sebagai pendiri sekaligus direktur pertama KRB pada 18 Mei 1817.

Menurutnya, monumen ini merupakan simbol kerja sama penelitian keanekaragaman hayati antara Eropa dan Indonesia yang berlangsung hingga kini.

“Saat ini, kolaborasi ini terus berlanjut melalui kemitraan yang kuat antara BRIN, Kedutaan Besar Jerman, dan KRB. Bersama-sama kami membangun warisan Reinwardt dengan mendukung proyek-proyek penelitian bersama, pengembangan kapasitas, dan pertukaran ilmiah,” ungkap Ina.

“Kemitraan ini mencerminkan persahabatan yang lebih luas dan berakar kuat antara Jerman dan Indonesia, sebuah hubungan yang dibangun di atas nilai-nilai yang sama, saling menghormati, dan komitmen untuk mengatasi tantangan global,” tuturnya.

Pusat Konservasi Tumbuhan

Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, Sasa Sofyan Munawar, mengatakan, rehabilitasi tumbuhan koleksi merupakan bagian penting dari kegiatan pengelolaan tumbuhan koleksi di Kebun Raya sebagai pusat konservasi tumbuhan.

“Kegiatan ini dilakukan bukan sekadar menanam, namun bertujuan untuk memastikan tumbuhan koleksi yang ditanam mengganti tumbuhan koleksi yang mati sebelumnya. Sehingga, tumbuhan koleksi terjaga jumlah dan kondisinya sesuai masterplan Kebun Raya,” kata Sasa.

Di tahun 2024, terdapat 299 koleksi spesimen yang mati, sementara penanaman koleksi yang baru mencapai 102 spesimen.

Pada peringatan HUT Kebun Raya Bogor kali ini, kegiatan rehabilitasi (penanaman) tumbuhan koleksi difokuskan pada dua kelompok tumbuhan penting, yakni suku Arecaceae dan Annonaceae.

Sasa menguraikan, terdapat 9 spesimen tumbuhan koleksi suku Arecaceae (palem-paleman) yang mati dan harus direhabilitasi. Data Registrasi Kebun Raya Bogor pada Februari 2025 mencatat, ragam suku Arecaceae di Kebun Raya Bogor sekitar 73 marga, 237 jenis, 1.008 spesimen.

Diketahui, keragaman palem Indonesia sangat tinggi. Dari sekitar 576 jenis (46 marga) palem yang ada di Indonesia, 216 jenis (29 marga) di antaranya merupakan jenis-jenis endemik.

Sementara itu, terdapat 12 spesimen tumbuhan koleksi suku Annonaceae (sirsak-sirsakan) yang mati dan harus direhabilitasi. Data Registrasi Kebun Raya Bogor pada Februari 2025 mencatat, ragam suku Annonaceae di Kebun Raya Bogor sekitar 31 marga, 77 jenis, 287 spesimen.

Diketahui, suku Annonaceae merupakan salah satu suku terbesar dari Angiospermae dan memiliki keragaman yang tinggi di daerah hutan hujan dataran rendah di kawasan Malesia, termasuk Indonesia.

Rumah Kaca Hoya

Di sisi lain, pembangunan Rumah Kaca Hoya merupakan upaya lain dalam meningkatkan jumlah dan kualitas tumbuhan koleksi Kebun Raya. Rumah Kaca Hoya merupakan fasilitas khusus untuk konservasi dan edukasi tanaman dari genus Hoya.

Tanaman hoya dikenal karena bentuk dan keindahan bunganya serta nilai ilmiahnya sebagai tanaman epifit tropis. Rumah Kaca Hoya diharapkan menjadi pusat konservasi unggulan untuk spesies Hoya dari berbagai wilayah di Indonesia.

Peringatan HUT ke-208 Kebun Raya Bogor dan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia ini menjadi pengingat pentingnya menjaga dan memulihkan kekayaan hayati Indonesia. BRIN terus memastikan kelima fungsi kebun raya yakni konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan tetap berfungsi secara seimbang dan proporsional. (Sumber: brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author