Deliserdang, Technology-Indonesia.com – Budidaya ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba yang dikelola secara intensif membutuhkan dukungan hijauan pakan yang berkualitas. Salah satu kendala dalam peningkatan produktivitas peternakan di negara berkembang adalah kuantitas dan kualitas pakan yang berfluktuasi khususnya selama musim kemarau. Tanaman Indigofera sp. yang memiliki nutrisi tinggi dan tahan terhadap kekeringan bisa menjadi alternatif sumber pakan ternak berkualitas.
Tanaman Indigofera sp. tergolong leguminosa merupakan tanaman dari kelompok kacangan dengan genus Indigofera yang mempunyai bentuk pohon dengan ukuran sedang. Tanaman ini tumbuh tegak, jumlah cabang banyak, dan akar bisa menembus tanah cukup dalam. Tanaman leguminosa berpotensi sebagai sumber pakan bermutu tinggi, terutama di musim kering saat ketersediaan hijauan rumput menurun tajam.
Penelitian tentang potensi Indigofera sp. sebagai salah satu jenis hijauan pakan ternak, khususnya ternak ruminansia telah dilakukan cukup intensif. Salah satunya dilakukan oleh Loka Penelitian (Lolit) Kambing Potong, Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) di Sei Putih, Galang Deliserdang, Sumatera Utara. Di Lolit Kambing Potong seluas 48,8 hektar terdapat kebun indigofera seluas 8 hektar. Pengembangan Indigofera sp. ini untuk mendukung pengembangan kambing potong terutama Boerka, kambing unggul hasil persilangan antara Kambing Boer dan Kambing Kacang.
Kepala Lolit Kambing Potong, Simon E. Sinulingga mengatakan tanaman indigofera memiliki banyak keunggulan antara lain mudah tumbuh dan produktivitasnya tinggi, kadar proteinnya tinggi yaitu 27%, serta sangat disukai ternak. Untuk pertumbuhan ternak yang optimal, Simon menyarankan agar petani yang memelihara kambing memberi indigofera sebagai pakan tambahan saat sore hari minimal 1,5 kg/ekor.
“Petani biasanya memelihara kambing dilepas begitu saja, rumput-rumput yang ada di lapangan umumnya kadar proteinnya hanya delapan persen,” kata Simon di sela Seminar Internasional Teknologi Peternakan dan Veteriner pada Selasa (16/10/2018) di Kualanamu, Sumatera Utara (Sumut).
Simon menerangkan, saat kambing pulang selepas digembala memang terlihat kenyang. Namun karena kambing dan sapi termasuk ternak ruminansia, rumput yang masuk ke dalam perut akan dimuntahkan lagi atau memamah biak. Kambing yang semula kenyang tinggal setengahnya, sehingga mencari makan lagi di kandang. “Karena itu kita sarankan memberi pakan indigofera di sore hari,” lanjutnya.
Pemberian indigofera pada kambing di Lolit Kambing Potong, menurut Simon, berdampak pada penambahan bobot 60-80 gram per ekor perhari. Jika pemberian indigofera ditambah dengan pakan konsentrat, penambahan bobotnya berkisar antara 95-100 gram per ekor per hari.
Jika petani memelihara 10 ekor kambing, selain digembalakan kebutuhan indigofera sebagai pakan tambahan sekitar 10 batang/pohon per hari. Sebab, 1 batang menghasilkan sekitar 1,5 kg indigofera. Karena tanaman indigofera baru bisa dipanen lagi 60 hari kemudian, maka petani yang memelihara 10 kambing harus menanam indigofera 600 batang. Untuk mengatasi keterbatasan lahan penanaman indigofera, Simon menyarankan agar petani menanamnya di lahan perkarangan atau sebagai pagar pembatas lahan atau halaman.
Tanaman dengan daun lonjong memanjang berwarna hijau ini bisa dipanen perdana pada usia 8 bulan. Pemotongan selanjutnya dilakukan dengan interval 60-90 hari. Penanaman indigofera pada lahan seluas 1 hektar dengan jarak tanam 1×1 meter akan menghasilkan produksi indigofera segar sekitar 52 ton/hektar.
Tanaman Indigofera sp ini kaya protein, kalsium dan fosfor. Untuk bahan kering, nutrisinya mencapai 21,97%, abu berkisar 6,41%, protein kasar 24,17%, NDF 54,24% ADF 44,69% dan energi kasar mencapai 4,038 kilokalori per kilogram. Dengan kandungan nutrisi yang tinggi, tanaman Indigofera sp sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing sepanjang tahun.