Jakarta, Technology-Indonesia.com – Salah satu program utama pemerintah adalah mewujudkan swasembada jagung berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah melepas banyak varietas unggul baru (VUB) jagung komposit maupun hibrida untuk mendukung swasembada jagung. Namun, yang digunakan petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) masih sangat terbatas.
Untuk itu perlu upaya secara intensif untuk mendiseminasikan varietas-varietas unggul baru yang telah dilepas tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sulteng dalam mendiseminasikan VUB Jagung tersebut yaitu dengan demplot perbenihan jagung komposit melalui kegiatan pendampingan komoditas strategis Kementerian Pertanian.
Pada Selasa (6/10/2020) dilakukan monitoring persiapan lahan untuk kegiatan perbenihan jagung komposit di Desa Sibonu, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi. Monitoring tersebut dihadiri Kepala BPTP Balitbangtan Sulteng, Peneliti dan Penyuluh BPTP Balitbangtan Sulteng, Penyuluh Desa Sibonu, Kepala Desa Sibonu, Gapotan Kinore, Kelompoktani Mutiara I dan Mahasiswa KKN Universitas Tadulako.
Kepala BPTP Sulteng, Fery Fahrudin Munier menyampaikan untuk meningkatkan produksi jagung perlu penerapan teknologi produksi. Selain itu, ketersediaan benih merupakan faktor penentu untuk menghasil produktivitas yang tinggi. Namun saat ini dukungan ketersediaan benih bermutu masih terbatas. Untuk itu perlu dilakukan perbanyakan benih varietas jagung unggul secara berkelanjutan. Salah satunya dengan memproduksi benih jagung komposit. Harapannya kedepan di Desa Sibonu menjadi desa mandiri benih jagung.
Peneliti BPTP Sulteng, Muh. Afif Juradi menjelaskan, jagung komposit atau juga dikenal sebagai bersari bebas, merupakan jagung yang berasal dari campuran berbagai tanaman jagung yang berbeda genotipnya. Berbeda dengan jagung hibrida yang harus menggunakan benih baru pada setiap tanam, jagung komposit dapat ditanam dengan menggunakan hasil panen dari pertanaman sebelumnya.
Kemudahan ini menjadikan jagung komposit masih menjadi pilihan sebagian petani untuk ditanam. Karena itu pada demplot perbenihan ini akan diperkenalkan cara memproduksi benih jagung komposit. Selanjutnya dijelaskan cara pengolahan lahan untuk memproduksi benih jagung. Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya terutama jika pertanaman sebelumnya adalah jagung. Gulma yang dapat mengganggu pengolahan tanah dapat diberikan herbisida kontak untuk mempercepat pengolahan tanah. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan bajak (2 kali) dan diikuti dengan garu/sisir sampai tanah tidak berbongkah-bongkah dan rata.
Selain melakukan monitoring, Kepala BPTP Sulteng mengunjungi lokasi persawahan seluas 100 hektare (ha) dan mengunjungi areal yang direncanakan untuk pengembangan jagung seluas 10 ha, yang kurang lebih 3 tahun tidak dikelola. Pada tahap pertama akan dilakukan penanaman seluas 5 ha.
Melihat antusias petani untuk mengembangkan jagung di Desa Sibonu, Kepala BPTP Sulteng akan mendukung dalam pendampingan teknologi, agar produksi dan produktivitas meningkat.
Diakhir kunjungan, Kepala Desa Sibonu menyampaikan terima kasih kepada BPTP Sulteng yang akan melakukan pendampingan teknologi di wilayah ini. Sebagai bentuk dukungan desa terhadap masyarakat tani, akan dibangun Posluhtan lengkap dengan gudang alsintan dan Bumdes untuk pembelajaran menuju Korporasi petani dan fasilitasi sarana produksi.
Sinergisitas antara BPTP Sultteng bersama aparat desa dan penyuluh BPP Mantikole diharapkan bisa menjadikan Desa Sibonu mandiri benih jagung serta petani dapat meningkatkan produktivitas sehingga kesejahteraannya meningkat. (Sumber BPTP Sulteng)