Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepulauan Riau (Kepri) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan 5 negara. Letak geografis yang strategis ini menjadikan Kepri sebagai salah satu provinsi yang sangat diharapkan Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki peranan penting dalam mendukung program-programnya. Salah satunya, Gartieks atau Gerakan Tiga Kali Ekspor yang diharapkan mampu meningkatkan devisa negara dari ekpsor hasil produksi pertanian.
Batam menjadi sasaran pengembangan agribisnis untuk keperluan ekspor tersebut. Dalam perkembangannya, Kementan berharap Batam tidak hanya menjadi jembatan ekspor namun juga mampu memproduksi komoditas pertanian yang layak ekspor.
Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan hortikultura berbasis ekspor di Kepri yang telah dibahas beberapa waktu lalu oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepri bersama Balai Besar Pengkajian Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), BBPSDLP, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikutura (Puslitbanghorti), BPTP Kepri melakukan pemantapan Grand Design (12/10). Pemantapan diawali dengan melakukan pengambilan contoh tanah di Citra Kebun Wisata Kelurahan Sei Lekop Kecamatan Sagulung, Batam khususnya di lokasi yang akan digunakan sebagai pengembangan hortikultura.
Contoh tanah tersebut nantinya akan dikirim ke laboratorium tanah di Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Bogor, untuk diamati karakteristiknya secara kimia, fisika, biologi serta mineralogi tanahnya. Data tersebut akan digunakan untuk mengetahui kesesuaian lahan serta rekomendasi pengelolaan serta inovasi teknologi yang tepat agar produktivitas lahan optimal.
Selain pengambilan contoh tanah, perencanaan tata ruang untuk pengembangan sayuran juga dilakukan. Luas lahan yang akan dioptimalkan untuk sayuran kurang lebih mencapai 2,5 hektare (ha) selain pengembangan hortikultura buah-buahan seperti Pepaya California, Jambu Air Madu Deli Hijau, rambutan, pisang serta durian dengan berbagai varietas hingga 17 ha.
Langkah selanjutnya adalah penentuan komoditas hortikultura khususnya sayuran yang akan dikembangkan. Rencananya, selain berbasis ekspor juga berbasis organik karena sayuran organik sangat diminati oleh konsumen dalam dan luar negeri. Komoditas-komoditas tersebut tentunya memiliki syarat tumbuh yang sesuai dengan kondisi tanah dan lingkungan lokasi budidaya serta memiliki nilai dan kualitas ekspor. Komoditas sayuran yang akan dikembangkan untuk keperluan ekspor tersebut antara lain okra, sawi pakcoy, sawi caisim, selada, kubis, dan lain-lain
Saat ini, Citra Kebun Wisata tengah mengembangkan lebih dari 5.000 polibag pohon Jambu Air Madu Deli Hijau. Rencananya di awal tahun 2021 akan dikembangkan lagi hingga mencapai 8.000 polibag sebagai rintisan ekspor. Selain itu proses persiapan lahan dan pembibitan Pepaya California telah dilakukan pada lahan seluas 1,5 ha dengan kurang lebih 3.000 bibit yang telah disiapkan.
BPTP Kepri akan mendampingi langsung dalam proses pemilihan dan penentuan teknologi budidaya sayuran sehingga hasilnya dapat memenuhi standar ekspor. Pada proses pemantapan grand design tersebut, Kepala BPTP Kepri Sugeng Widodo menyampaikan bahwa Citra Kebun Wisata akan dijadikan basis pengembangan sayuran Okra yang rencana akan diekspor ke Malaysia dan Singapura.
”BPTP Kepri akan mendampingi penuh budidaya sayuran dari hulu hingga ke hilir sebelum nantinya masuk ke ranah sertifikasi dari Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Batam. Terkait dengan inovasi teknologi budidaya sayuran dan buah-buahan yang akan diterapkan oleh BPTP Kepri, teknologi modern dari sistem budidaya hingga pascapanen khususnya dalam hal packaging akan diaplikasikan sehingga hasil produksi mampu memenuhi standart ekspor,” papar Sugeng.
Kerjasama antara BPTP Kepri dan BKP Kelas I Batam selaku satuan kerja Kementan sangat diperlukan untuk memantapkan desain pengembangan komoditas hortikultura berbasis ekspor ini. Pada kunjungan kali ini pun Tim BPTP Kepri hadir bersama Kepala BKP Kelas I Batam Joni Anwar. Harapannya kerjasama dalam pemantapan grand design pengembangan hortikultura ini nantinya mampu menghasilkan produk pertanian yang akan dipastikan bebas dari hama dan penyakit tanaman serta terstandarisasi dengan baik sehingga dapat memenuhi kualitas ekspor. (Sumber BPTP Kepri)