Jakarta, Technology-Indonesia.com – Benih merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan budidaya tanaman yang perannya tidak dapat digantikan oleh faktor lain. Selain itu, benih sebagai bahan tanaman dan pembawa potensi genetik.
Karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) dan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta menggelar bimbingan teknis (Bimtek) perbenihan padi di Bale Nyi Pohaci, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Selasa (26/10/2021). Bimtek yang diikuti oleh 150 peserta tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang telah diinisiasi Komisi IV DPR RI bersama-sama Kementerian Pertanian selama tahun anggaran 2021.
Suprihanto, Koordinator Kerjasama Pendayagunaan Hasil Penelitian (KSPHP) BB Padi dalam sambutannya menyinggung pentingnya penyediaan benih unggul dan teknologi yang dihasilkan melalui penelitian, baik dalam kontribusinya terhadap peningkatan hasil dan komponen utama dalam pengendalian hama dan penyakit.
Sementara itu Kepala Dinas Pangan Pertanian Sri Jaya Midan melaporkan bahwa Kabupaten Purwakarta memiliki wilayah dengan topogafi yang beragam dan berbeda dibanding dengan daerah lain di Jawa Barat. Kabupaten Purwakarta memiliki topografi wilayah pegunungan, wilayah perbukitan dan wilayah daratan.
Ia berharap petani di wilayahnya bisa dibekali ilmu dalam teknik budidayanya dan mampu mengembangkan benih secara mandiri di wilayahnya khususnya pengembangan padi untuk varietas-varietas padi yang adaptif sesuai dengan ketinggian tempat. Sri Jaya juga menuturkan kepada para peserta bimtek bahwa kebahagiaan itu ketika panen berhasil, ketika itu pupuk tersedia, ketika itu air tersedia, ketika itu pengolahan tanah tidak ada masalah.
Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi menekankan pentingnya seluruh masyarakat Purwakarta untuk tetap menjaga lahan/sawah agar tidak beralih fungsi dan mengimplementasikan hasil inovasi sesuai rekomendasi Balitbangtan.
Dedi berharap bimbingan teknis ini bisa berkesinambungan. Masyarakat petani itu perlu diedukasi, semangat kerjanya untuk menjadi tinggi tetapi pengetahuannya yang masih mengalami keterbatasan.
Keterbatasan yang dimaksud Dedi adalah ada area yang terputus dalam sistem pertanian Indonesia. Pertama, dulu petani konservatif yang meletakkan diri pada konservasi lingkungan dan ekosistemnya diperkuat. Setelah itu negara mengubah menjadi pertanian berbasis mekanik kemudian pertanian berbasis kimiawi,
“Nah, ketika masuk ke areal ini, sekarang negara mengubah lagi areal yang berbasis mekanik tetapi organik. Nah ini harus ada edukasi pemuliaan petani secara terus menerus sehingga pelatihan ini memiliki manfaat bagi pertumbuhan pengetahuan para petani menyongsong era globalisasi,” pungkasnya.
Metode pembelajaran dalam bimtek meliputi teori dan paktek lapang. Dalam kegiatan praktikum narasumber menyampaikan pemahaman tentang karakter tanaman padi, potensi produktivitas padi, dan faktor-faktor lain dalam budidaya.
Peserta juga diajarkan memahami dan diajak untuk melakukan seleksi dan rouging tanaman benih padi. Disampaikan narasumber bahwa rouging di lapangan dilakukan pada beberapa fase tanaman, yakni fase vegetatif, fase generatif, dan fase masak.
Selanjutnya, peserta diberi pemahaman tentang pemeriksaan alat panen dan pengolahan benih, dan sampling di gudang untuk menentukan mutu benih termasuk kadar air dan campuran varietas lain. (Sumber Balitbangtan)