Balitbangtan Kembangkan Sistem Irigasi Pompa Tenaga Surya

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penggunaan pompa air berbahan bakar minyak (BBM) untuk irigasi bisa mengakibatkan polusi udara dan berdampak buruk pada lingkungan. Untuk itu, Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) mengembangkan Sistem Irigasi Pompa Tenaga Surya (SIPTS) yang ramah lingkungan. Pompa ini bisa menghemat konsumsi BBM hingga 183 persen.

Masalah utama pengembangan pertanian di lahan kering adalah keterbatasan ketersediaan air. Upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan antara lain dengan menyediakan air untuk irigasi dengan memanfaatkan potensi sumberdaya air yang ada.

Petani dalam memanfaatkan air untuk irigasi umumnya menggunakan pompa listrik atau pompa berbahan bakar minyak (BBM). Penggunaan pompa air yang digerakkan dengan tenaga listrik atau bahan bakar hidrokarbon mengakibatkan polusi udara dan berdampak buruk pada lingkungan.

Sementara dari sisi pembiayaan, pompa air memerlukan biaya perawatan yang cukup tinggi. Karena itu, perlu dicari dan dikembangkan suatu model teknologi irigasi yang hemat energi dan hemat air. Energi non-fosil seperti tenaga surya dapat menjadi sumberdaya energi untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai energi pompa irigasi pertanian.

Menurut BMKG, Indonesia memilik potensi radiasi matahari yang sangat tinggi dengan intensitas rata-rata 4,8 kWh/m2/hari sepanjang tahun. Pemanfaatannya baru mencapai 5 mWp, sehingga dapat dioptimalkan untuk menyediakan listrik bagi pengairan yang diharapkan mampu memberikan kepastian pemenuhan kebutuhan air irigasi.

Popi Rejekiningrum, peneliti Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Balitbangtan mengatakan pemanfaatan energi surya di Indonesia mempunyai beberapa keuntungan antara lain adalah tersedia dengan jumlah yang besar, mendukung kebijakan energi nasional tentang penghematan, diversifikasi dan pemerataan energi, serta dapat dibangun di daerah terpencil karena tidak memerlukan transmisi energi maupun transportasi sumber energi.

Balitklimat Balitbangtan telah mengembangkan SIPTS di empat lokasi yaitu Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi; Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul; Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul; dan Kecamatan Muneng, Kabupaten Probolinggo. “Pompa radiasi surya dapat menghemat konsumsi BBM hingga 183%,” tutur Popi.

Hasil penelitian di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul pemanfaatan pompa radiasi surya dapat menghemat konsumsi BBM dari 162,5 menjadi 58 liter liter/ha/musim atau efisiensi biaya BBM dari Rp. 1.202.500,- menjadi Rp. 425.500, terjadi penghematan sekitar 183%.

Dari aspek emisi gas rumah kaca (GRK), pompa berbahan bakar bensin selama musim tanam bawang merah di Imogiri sebesar 0,409 ton CO2 sedangkan dengan pompa tenaga surya emisi GRK yang dikeluarkan sebesar 0,146 ton CO2 /ha/musim.

Pompa air tenaga surya dipandang lebih efisien dan ekonomis, karena tidak tergantung pada tenaga listrik atau bahan bakar lainnya. Pompa air tenaga surya juga membutuhkan biaya operasi dan pemeliharaan yang lebih sedikit, dan bahkan tidak membebani petani dan kelompoknya dalam melakukan kegiatan usahataninya.

Pompa energi tenaga surya perlu terus dikembangkan. “Sumber energi ini selain hemat biaya, juga ramah lingkungan. Selain itu penggunaannya mudah, berkinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama,” pungkas Popi.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author