Jakarta, Technology-Indonesia.com – Rabu (11/9/2019), Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Dr. Fadjry Djufry menerima kunjungan kerja Mrs. Clement Gehlhar, Ph.D, seorang Program Development Advisor dari USDA (United States Department of Agriculture), di Kantor Pusat Balitbangtan, Pasarminggu, Jakarta. Kunjungan singkat ini dilakukan Mrs. Gehlhar untuk menjajaki potensi kerja sama antar kedua lembaga.
Salah satu inisiatif kerja sama yang disampaikan Mrs. Gehlhar yang juga pernah bekerja di International Rice Research Institute (IRRI) dan International Food Policy Research Institute (IFPRI) adalah terkait peningkatan kapasitas Sumberdaya Manusia.
Kepala Balitbangtan menyambut kunjungan USDA dengan menyampaikan usulan terkait program kerja sama saat ini sangat dibutuhkan, utamanya terkait posisi Indonesia sebagai negara anggota G20.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Dr. Harris Syahbuddin menyampaikan apa yang sudah dimiliki Indonesia saat ini diantaranya Integrated cropping calender system (Katam Terpadu). “Katam merupakan aplikasi android berbasis web yang sudah memanfaatkan data satelit untuk memonitor keadaan tanam”, ungkapnya.
Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP), Husnain, Ph.D menambahkan bahwa Katam sudah disiapkan dengan memanfaatkan riil data namun akses terkait data ini masih belum terlalu cepat. “Harapannya akses data ini bisa open source,” urainya.
Mrs. Gehlhar menyampaikan bahwa terkait dengan ini perlu diadakan kerja sama, sesuai dengan yang dibutuhkan. “ICT berguna untuk menarik minat millennials untuk turun ke sawah,” ungkapnya lagi.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen), Dr. Mastur menyatakan bahwa di aspek bioteknologi, Indonesia juga telah memiliki potato hasil Rekayasa Genetik (PRG) yang dibuat tahan terhadap Phytophthora infestans (penyakit busuk daun). Namun demikian penawaran USDA ini ditanggapi dengan kebutuhan akan pengajuan training terkait genom editing, dan new breeding techniques, dimana USDA memiliki kapasitas untuk hal tersebut.
Lebih jauh Mrs. Gehlhar menyampaikan bahwa saat ini juga sedang marak dilakukan market intelligence, untuk ini Fadjry menyampaikan bahwa untuk Indonesia dibutuhkan market Intelligence khusus untuk food system, ungkapnya menutup pertemuan.