Balitbangtan Hasilkan VUB Padi Biosalin, Ini Kelebihannya

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian melepas varietas unggul baru (VUB) padi Biosalin 1 Agritan dan Biosalin 2 Agritan. Kedua VUB ini memiliki kelebihan toleran terhadap cekaman salinitas yang menjadi masalah serius di daerah sentra produksi padi di pinggir laut seperti pantai utara Jawa, Sulawesi Selatan dan pantai Sumatera.

Menurut Peneliti Balitbangtan, Dr Rossa Yunita, luas lahan sub optimal yang berpengaruh salin di Indonesia diprediksi sekitar 13,2 juta hektare dan akan terus meningkat akibat fenomena pemanasan global. Untuk itu, Balitbangtan melalui Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) merakit varietas padi sawah toleran salinitas yaitu Biosalin 1 Agritan dan Biosalin 2 Agritan yang baru dilepas pada Februari 2020.


Kini benih padi Biosalin tengah diperbanyak di Provinsi Riau dan Kabupaten Jepara. “Selanjutnya diseminasi akan difokuskan di daerah pesisir seperti Kabupaten Jepara, Subang, Indramayu dan beberapa daerah pesisir lain di Indonesia,” ujar Rossa di Kantor BB Biogen, Bogor, Rabu (6/5/2020).

Selain toleran salinitas, padi Biosalin 1 Agritan juga berumur sedang, agak tahan terhadap wereng batang cokelat, hawar daun bakteri dan blas, serta memiliki mutu beras yang baik dengan tekstur nasi pulen. Padi ini memiliki potensi hasil 8.75 ton/hektare dengan rata-rata hasil di sawah dengan cekaman salinitas berkisar 7,16 ton/hektare.

Sedangkan Biosalin 2 Agritan memiliki produktivitas lebih unggul, yakni potensi hasil 9,06 ton/hektare dengan rata-rata hasil 7,62 ton/hektare. Sama seperti Biosalin 1, Biosalin 2 juga berumur genjah, toleran terhadap cekaman salinitas, bereaksi moderat terahadap virus tungro, agak tahan terhadap wereng batang cokelat dan hawar daun bakteri, tahan blas, serta memiliki mutu beras yang baik dengan tekstur nasi sedang .

“Tentu kita berharap VUB ini dapat berkembang di derah pesisir yang sawahnya tercekam salinitas,” pungkas Rossa. (Andika Bakti/Balitbangtan)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author