BPTP Banten Kenalkan Padi Lahan Kering dengan Teknologi Largo Super

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten menggelar Temu Lapang untuk memperkenalkan teknologi Largo (Larikan Gogo) Super kepada petani di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, pada Kamis (6/12/2018). Temu Lapang tersebut sekaligus untuk menjaring umpan balik teknologi dan preferensi petani terhadap varietas.

Pada Temu Lapang untuk Peningkatan Produksi Padi Gogo melalui Teknologi Largo Super ini, BPTP Banten mengenalkan lima varietas padi gogo, yaitu Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpago 11 dan Inpago 12. Temu Lapang dihadiri sejumlah pejabat setempat dan Sekretaris Dinas Pertanian Kab. Pandeglang serta 60 peserta terdiri atas petani, penyuluh, Mantri Tani Desa (MTD), tokoh masyarakat serta peneliti BPTP Banten.

“Saya mengapresiasi dan berterima kasih untuk pelaksanaan kegiatan Largo Super mengingat mayoritas penduduk Desa Sukajadi adalah petani dan 70 % merupakan lahan persawahan. Varietas inpago menjadi terobosan untuk masalah lahan tadah hujan,” jelas Sekdes Hendi Wijaya dalam sambutannya mewakili Kades Sukajadi mengapresiasi kegiatan BPTP Banten.

Selanjutnya, Hendi berharap BPTP Banten dapat mendampingi dan senantiasa memberikan kegiatan-kegiatan baru.

Pada kesempatan tersebut, Kepala BPTP Banten, Sudi Mardianto menyampaikan tentang pentingnya uji preferensi. “Hasil uji preferensi yang dilakukan pada tanaman displai varietas Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpago 11, dan Inpago 12 pada umur 10 minggu dan preferensi gabah, beras dan nasi merupakan sumber informasi bagi kami untuk penyediaan teknologi,” tuturnya.

Menurutnya, kegiatan Largo Super di Kec. Panggarangan menunjukkan performa tanaman yang bagus. Ia berharap petani dapat merawat hingga saat panen tiba. Kegiatan Largo Super ini juga dilaksanakan di Provinsi lain seperti Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Peneliti BPTP Banten, Andy Saryoko mengungkapkan bahwa Teknologi Largo Super ini baru pertama kali dilaksanakan di Banten. “Teknologi ini memberikan peluang untuk melakukan budidaya padi pada musim kemarau dengan penggunaan air yang minimum karena menggunakan varietas padi toleran kekeringan” terangnya.

Berdasarkan hasil uji preferensi petani terhadap 5 varietas yang diperkenalkan, Inpago 11 lebih disukai dari karakter keragaan tanaman. Sementara itu, Inpago 8 terpilih menjadi varietas yang disukai dari karakter kulitas gabah, beras dan rasa nasi.

Andy mengutarakan bahwa hasil tersebut dapat dijadikan dasar rekomendasi ke depan. Pengembangan varietas akan diarahkan pada varietas Inpago 8 dan Inpago 11. Rukmini/SB

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author