Agar Produksi Jagung Manis Semanis Rasanya

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu kultivar jagung yang memiliki nilai komersil selain jagung pakan atau jagung ladang. Jagung manis dapat ditemukan dalam tiga warna yaitu kuning, putih dan perpaduan keduanya.

Keistimewaan jagung manis adalah kandungan gula (terutama sukrosa) yang tinggi pada waktu dipanen. Rasa manis ini terjadi karena jagung ini mengalami mutasi pada satu atau beberapa gen yang mengatur pembentukan rantai polisakarida. Akibatnya, bulir-bulir jagungnya gagal membentuk pati dalam jumlah yang cukup banyak.

Berbeda dengan jagung pakan, jagung manis tidak dijual sebagai pakan ternak, melainkan sebagai konsumsi manusia. Pengolahan jagung ini dapat direbus, dibakar, maupun dijadikan bubur. Rasa manis jagung ini tidak bertahan lama, sekitar satu sampai empat hari saja. Karena itu, masa simpan menjadi salah satu penentu kualitas yang penting.

Dalam kegiatan budidayanya, jagung manis dapat tumbuh dengan baik dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan umur panen yang berbeda. Lingkungan perakaran ideal yang dibutuhkan yakni tanah gambur, aerasi baik, cukup sinar matahari, kaya bahan organik, pH tanah 5-7 sangat disukai untuk budidaya jagung manis.

Rekomendasi pemupukan yang diberikan adalah  400 kg NPK 15-15-15 atau 15-10-12 dan 250 kg Urea untuk tanah berkesuburan sedang, serta pupuk organik 2 ton/ha, akan diperoleh minimal 10 ton tongkol basah/ha. Untuk tanah yang subur akan menghasilkan produksi mencapai 20 ton/ha bahkan lebih dengan pemberian pupuk yang mencukupi.

Pemupukan yang sesuai rekomendasi akan mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman. Input tambahan selain pupuk, seperti bahan organik dan kapur pertanian (CaCO3) atau dolomit (CaMgCO3) juga diperlukan, khususnya pada tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah dengan kondisi pH tanah yang masam.

Tanaman jagung manis sangat disukai hama seperti ulat penggerak batang dan buah, serta organisme pengganggu tanaman (OPT) lainnya. Pengendalian OPT yang terpadu sesuai jenis serangan, tingkat serangan dan pertimbangan utama lainnya diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal.

Tanaman jagung manis dapat dipanen setelah memasuki fase masak susu atau sekitar 18-22 hari setelah penyerbukan terjadi. Selanjutnya penanganan pasca panen yang tepat sangat diperlukan. Penanganan pasca panen yang salah akan mengakibatkan kehilangan panen antara 5-15%.

Bila sudah dipanen, jagung harus segera terdistribusi. Jika belum bisa terdistribusi maka harus ditangani dengan baik penyimpanannya.

Beberapa inovasi teknologi yang telah dihasilkan Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Badan Litbang Pertanian, yang diaplikasikan untuk peningkatan produktivitas antara lain pupuk organik dan pupuk hayati. Inovasi lainnya berupa perangkat uji tanah kering (PUTK) yang merupakan alat bantu analisis hara tanah kering secara cepat dan mudah, yang bisa dikerjakan di lapangan. PUTK dirancang untuk mengukur kadar P, K, C-organik, pH dan kebutuhan kapur.

Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara P, dan K tanah yang terdapat dalam bentuk tersedia secara semi kuantitatif. Penetapan P dan pH dengan metode kolorimetri (pewarnaan). Hasil analisis P dan K tanah selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan K spesifik lokasi untuk tanaman jagung, kedelai dan padi gogo. (Sumber Balittanah).

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author