25 Babinsa di Sumsel Ikuti Pelatihan Manajemen Pascapanen Beras

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kegiatan Upsus (Upaya Khusus) bagi peningkatan produksi padi dalam upaya pencapaian swasembada pangan selama ini tidak terlepas dari kiprah pendampingan para Bintara Pembina Desa (Babinsa). Tugas Babinsa berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan, pengerahan serta pengendalian potensi wilayah dengan segenap unsur geografi, demografi serta kondisi sosial untuk dijadikan sebagai ruang, alat, dan kondisi juang demi kepentingan pertahanan dan keamanan negara.

Peran Babinsa dalam Upsus selain sebagai komunikator, fasilitator, advisor, motivator, dinamisator dalam peningkatan produksi, juga untuk mendukung pelaksanaan serap gabah (Sergap). Peran tersebut dijalankan melalui pengawalan dan pendampingan pertanian dengan petani atau kelompok tani.

Untuk mengoptimalkan pendampingan tersebut, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sumatera Selatan (Sumsel) bekerjasana dengan Perum Bulog Divre Sumsel dan Kodam II Sriwijaya mengadakan pelatihan manajemen pascapanen untuk memperbaiki kualitas gabah dan beras pada Rabu (30/1/2019).

Pelatihan diikuti 25 Babinsa dari beberapa wilayah Komando Distrik Militer (Kodim) yakni Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir. Pelatihan dihadiri Kepala BPTP Balitbangtan Sumsel, Amirudin Pohan, Kepala Bulog Divre Sumsel yang diwakili Kepala Bidang Pengadaan, Ninik Laswiati, serta para narasumber dari BPTP dan Bulog.

Dalam sambutannya, pihak Divre Bulog Sumsel menyatakan target Sergap wilayah Sumsel serta kriteria mutu gabah maupun beras yang bisa diserap oleh Bulog. Menurutnya, demi keamanan stok yang disimpan sebagai cadangan, gabah atau beras yang akan diserahkan ke Bulog diharuskan memiliki mutu sesuai Inpres No. 5 Tahun 2015. Untuk gabah GKG, syarat mutu yang harus dimiliki yakni KA 14%, persentase hampa/kotoran 3%, sedangkan beras harus memiliki kriteria KA 14%, derajat sosoh 95%, butir patah 20% dan menir 2%.

Pada 2019 Bulog Divre Sumsel-Babel ditargetkan dapat menyerap 70.571 ton setara beras. Sebanyak 56.514 ton setara beras ditargetkan bisa diserap pada periode Januari-Maret 2019.

Saat membuka acara, Kepala BPTP Balitbangtan Sumsel, Amirudin Pohan menyampaikan harapannya agar setelah pelatihan peserta bisa memahami mengenai syarat mutu serta prosedur penanganan gabah/beras agar bisa memenuhi standar yang dipersyaratkan.

“Peserta selaku pendamping di tingkat lapang, dapat meminimalisir serapan gabah/beras yang masih di bawah standar, sehingga saat pengambilan sampel maupun pemilihan sampel gabah/beras di tingkat lapang dapat lebih akurat (sesuai persyaratan). Selain itu, diharapkan serapan gabah yang ditargetkan Bulog dapat terpenuhi,” ujar Amir.

Materi pelatihan mencakup penanganan pascapanen padi dengan narasumber Budi Raharjo, serta materi mengenai tata cara pemeriksanaan gabah beras dengan narasumber Yuli Suharni.

Pada pelatihan tersebut, peserta secara rinci dijelaskan mengenai proses penanganan pascapanen padi mulai dari penentuan saat panen, pemanenan, penumpukan Sementara di lahan sawah, pengumpulan padi di tempat perontokan, penundaan perontokan, perontokan, pengangkutan gabah ke rumah petani, pengeringan gabah, pengemasan dan penyimpanan. Ditambahkan Budi, mutu gabah/beras yang dihasilkan akan sangat terkait dengan proses panen maupun pascapanen. Proses panen dan pascapanen yang tidak sesuai Good Handling Practices (GHP) akan berdampak menurunnya kualitas maupun kuantitas gabah/beras.

Terkait tata cara pemeriksaan gabah beras, narasumber Bulog menjelaskan prosedur pemeriksaan kualitas beras/gabah Perum Bulog (PD-04/DO200/01/2017) yakni merupakan serangkaian kegiatan mulai dari pengambilan sampel sampai dengan pelaporan hasil analisa kualitas pada kegiatan pengadaan gabah/beras, kegiatan pengolahan, dan apabila diperlukan untuk kegiatan lainnya sesuai tata cara pemeriksaan kualitas gabah/beras/komoditas yang ditetapkan oleh Perum Bulog.

Secara lengkap dijelaskan prosedur pemeriksaan kualitas gabah dan beras, yakni mulai dari jenis peralatan yang dibutuhkan untuk uji kualitas gabah dan beras, tata cara pengambilan contoh (di atas alat angkut atau di penggilingan), pelaksanaan pengambilan contoh dan pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif, tata cara pemeriksaan kualitas gabah dan beras yang meliputi persyaratan umum, khusus dan bagan tata laksana serta penetapan hasil pemeriksaan kualitas gabah/beras.

Para peserta diberi kesempatan praktik penentuan mutu gabah dan beras yang dipandu langsung oleh Tim Jastama Bulog Divre Sumsel. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok kecil dan secara bersama-sama melakukan analisa mutu terhadap sampel gabah atau beras.

Pihak Kodam II Sriwijaya menyatakan apresiasinya dan mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya acara pelatihan ini. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan dapat diaplikasi langsung ke lapangan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author