Fasilitas IPSAL Upaya Wujudkan Pamekasan sebagai Sentra Industri Garam

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Garam merupakan komoditas strategis yang digunakan untuk produksi pangan maupun produksi industri non-pangan. Garam juga ditetapkan sebagai salah satu komoditas dari sembilan kebutuhan pokok bagi rakyat Indonesia. Karena itu, sejak 2004 hingga 2017 Pusat Riset Kelautan telah melaksanakan riset terkait dengan sumber daya laut khususnya garam.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja menyampaikan hal tersebut saat peresmian fasilitas IPSAL, pada Senin (8/4/2019) di Kantor lnstalasi Pengembangan Sumber Daya Air Laut (IPSAL) Pamekasan di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

“Kita harus memproduksi garam sendiri. Kurangi impor garam dengan memperbaiki kualitas garam dan ketersediaan stok yang cukup. Saya mengajak Bupati Pamekasan untuk bersama-sama kembangkan hilirisasi garam. IPSAL ini adalah fasilitas kita. Harapan kami, dengan teknologi yang kita miliki, dapat mengalirkan hasil riset dan teknologi tersebut ke desa-desa dan menjadikan Pamekasan sebagai sentra industri garam,” ucap Sjarief.

Bupati Pamekasan Badrut Tamam menyambut baik kerja sama dengan BRSDM KKP. Menurutnya, terdapat hubungan erat antara garam dan riset. “Pamekasan berfokus pada pengembangan di bidang ekonomi, reformasi birokrasi dan infrastruktur. Dengan adanya IPSAL, saya berharap Pamekasan menjadi kawasan ekonomi khusus garam,” ujarnya.

Peresmian IPSAL terlaksana dalam rangka proses penetapan kelembagaan UPT Riset Garam milik BRSDM KKP. Pembangunan dimulai dengan pemaparan peran BRSDMKP terhadap Program Nasional Swasembada Garam melalui pembangunan UPT khusus riset garam pada 2010 didepan Wakil Bupati Pamekasan.

Sebagai tindak lanjut, Pemda Kabupaten Pamekasan memandang strategis pembangunan tersebut melalui Surat Rekomendasi Bupati Nomor. 523/763/441.307/2011 tanggal 26 September 2011 perihal pembentukan UPT Pengembangan Sumber Daya Garam dan Mineral Air Laut serta dukungan hibah lahan kurang lebih 4 hektare (ha) di Desa Padelegan, Kec. Pademawu, Kab. Pamekasan. IPSAL pun berdiri di atas tanah hibah Pemerintah Kabupaten Pamekasan.

IPSAL memiliki Gedung Utama, yang terdiri dari 2 ruang peneliti, 1 ruang kepala, 1 ruang tata usaha, 1 ruang staf dan 1 ruang rapat; guest house; gedung pertemuan; serta bengkel/workshop. IPSAL juga memiliki laboratorium uji kadar dan unsur parameter garam beserta mineral-mineral lainnya dan uji sampel garam rakyat (sebagai bahan pendamping uji), serta demplot/lab alam garam tambak seluas 0,5 ha.

“Kami menyadari bahwa mendekatkan dunia riset berdampak langsung kepada masyarakat tidaklah mudah. Untuk itu kami berusaha menghadirkan inovasi-inovasi yang sederhana dan dapat diadopsi oleh masyarakat,” tutur Kepala Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) yang membawahi IPSAL, Nia Naelul Hasanah Ridwan.

Dengan fasilitas dan tenaga yang ada, layanan langsung IPSAL kepada masyarakat antara lain pembuatan/perbaikan gratis as baling-baling perahu nelayan dan pengenalan sistem produksi, bantuan pembuatan alat produksi garam pasca lahan, dan inovasi sederhana pompa air tambak garam sistem sumbu vertikal. Di sisi lingkungan, pengelola IPSAL berusaha memperkuat pantai sekitar dengan tumbuhan cemara.

Selain hal tersebut, terdapat beberapa karya berupa prototipe mesin pemurnian garam baik sistem mekanis maupun rekristal (spray dryer system), mesin pengolah bittern menjadi MgOH dan beberapa paten alat yang ada siap di-publish.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author