Skema Baru Program Insentif Penelitian Insinas 2018

alt
Dirjen Penguatan Risbang, Muhammad Dimyati dalam Jumpa Pers Peluncuran Skema Flagships Insinas 2018 di Jakarta, Senin (12/2/2018). Foto Humas Kemenristekdikti
 
 
Technology-Indonesia.com – Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) Kemenristekdikti meluncurkan skema baru Program Insentif Riset Sistem Penelitian Nasional (Insinas) 2018.  Ada skema yang berbeda dari Program Insinas tahun 2018 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 
 
Dirjen Penguatan Risbang, Muhammad Dimyati mengatakan Program Insentif Penelitian Insinas 2018 merupakan perbaikan skema, yang diharapkan mempercepat kemanfaatan hasil riset tersebut untuk masyarakat. Hasil riset ini diharapkan dapat memberikan output dengan tingkat kesiapan teknologi yang tinggi, dan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan institusi yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. 
 
“Ini merupakan bagian dari mosaik besar, puzzle-puzzlenya harus berhubungan, tidak hanya multi disiplin tapi juga multi institusi,” jelas Dimyati dalam Jumpa Pers Peluncuran Skema Flagships Insinas 2018 di Jakarta, Senin (12/2/2018). 
 
Dengan skema baru ini, kementerian bersama LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementerian) menetapkan produk atau implementasi teknologi hasil riset dan pengembangan yang akan dihasilkan dalam periode tiga tahun ke depan. Dengan memberi satu target jelas yang ingin dicapai dalam satu periode riset dan pengembangan, maka bagi peneliti akan memberi arah yang pasti apa yang ingin dituju. Sementara lembaga penelitian mendapat kejelasan apa yang akan dihasilkan dan bagi kementerian memberi kepastian berapa anggaran yang dibutuhkan. Serta, bagi masyarakat akan mendapatkan harapan suatu hasil riset pengembangan yang dapat dilihat, dirasakan dan yang terpenting dapat dimanfaatkan.
 
Dalam skema baru ini, untuk tema flagship Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah Pangan Fungsional Berbasis Sumbar Daya Lokal; tema flagship Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah Energi Baru Terbarukan Berbasis Bioenergi; dan tema flagship (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BATAN adalah Disain Rinci Reaktor Daya Eksperimental (RDE). 
 
Tema flagship Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah Pengideraan Jauh untuk Pemantauan Sumber Daya Alam dan Lingkungan; tema flagship Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah Pengembangan SNI untuk Mendukung Hasil Litbang Kesehatan, Pangan, Energi Nuklir, Panas Bumi, Pemantauan dan Sumber Daya Alam; serta tema flagship (Badan Pengawas Tenaga Nuklir)  BAPETEN adalah Sistem Dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Fasilitas Nuklir.
 
Dimyati berharap dengan penetapan tema ‘flagship’ seperti ini, arah penelitian menjadi lebih jelas dalam tiga tahun. Selain itu, Ia juga mengatakan agar di masa yang akan datang agar peneliti tidak hanya rajin mempublikasikan dan mempatenkan hasil penelitiannya namun juga harus sampai menjadi suatu produk yang berguna bagi masyarakat sebagai proses hilirisasi hasil penelitian.
 
Penerima Program Insinas 2018 merupakan hasil seleksi dari proposal yang masuk pada gelombang pertama yang telah dilakukan pada akhir tahun 2017. Pada tahap awal belum seluruh puzzle dari flagship yang telah diputuskan terisi semua. Beberapa lubang yang masih kosong akan diisi dari penerimaan seleksi proposal gelombang kedua yang akan dimulai pada bulan Februari. 
 
Dimyati juga berharap pada akhir tahun seluruh hasil-hasil penelitian dapat bersinergi saling mengisi guna mencapai suatu produk riset yang dapat dilihat, dirasakan dan dimanfaatkan masyarakat.
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author