Siswa Sekolah Menengah Harus Siap Menghadapi Lapangan Kerja Baru

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Siswa sekolah menengah akan menghadapi lapangan pekerjaan yang berbeda dengan situasi saat ini. Karena itu metode pembelajaran diharapkan dapat mempersiapkan para siswa menjadi SDM Unggul untuk lapangan pekerjaan di masa depan.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan siswa-siswi SMP dan SMA ketika masuk ke universitas atau ke pasar kerja akan berhadapan dengan kondisi yang berbeda dengan yang kita hadapi hari ini. Dampak Revolusi Industri 4.0 akan semakin nyata yang akan membuka kesempatan pada jenis pekerjaan baru.

“Karena itu para siswa dan siswi harus dibiasakan menimba ilmu yang sesuai, untuk bisa mengantisipasi masa depannya,” ungkap Menteri Bambang saat meresmikan gedung Science, Technology, Engineering, Art, and Mathmatics (STEAM) di Jakarta Intercultural School (JIS), Jakarta Selatan pada Kamis (16/1/2020).

Menristek/Kepala BRIN mengatakan akan ada pekerjaan yang hilang saat para siswa nanti bekerja, namun ada juga pekerjaan baru yang muncul. Salah satunya adalah pilot atau pengendali drone dari jarak jauh di atas tanah.

“BPPT dan PT Dirgantara Indonesia, serta LAPAN dan TNI dalam konsorsium teknologi pertahanan, dalam koordinasi Kemristek/BRIN juga mengembangkan ‘drone’ Elang Hitam Indonesia untuk bidang pertahanan. Tapi ‘drone’ hanyalah drone yang memerlukan pengendali/pilot (dari ruangan kontrol). Oleh sebab itu tentu saja kalian bisa mendaftar menjadi pilot drone di masa depan,” ungkap Bambang menyemangati para siswa JIS Middle School.

Selain menjadi pilot drone, para siswa nanti juga diperkirakan bisa menjadi pembuat konten untuk realitas virtual.

“Untuk bisa menjadi content creator virtual reality yang baik, kalian tidak bisa hanya menjadi ahli matematika, fisikawan, ahli kimia, Anda juga perlu kreatif, perlu mengerti apa yang orang-orang mau, serta selalu mencermati teknologi yang berkembang. Setiap kelompok usia, akan punya keinginan berbeda dalam menggunakan VR (virtual reality). Anda (para siswa/siswi) perlu bisa menerjemahkan preferensi orang-orang menjadi konten, dan untuk itulah Anda perlu art,” ungkapnya.

Bambang berharap sekolah negeri dan swasta di Indonesia, juga membuat konsep pengajaran STEAM, dimana terdapat satu ruangan interaktif yang dapat menunjukkan kemajuan teknologi, kemudian siswa siswi tersebut dapat membedah purnarupa teknologi dari berbagai jenis bidang STEAM. Selanjutnya siswa/i diminta membuat kembali atau menciptakan teknologi tersebut berdasarkan kreativitasnya.

Menristek / Kepala BRIN juga mengungkapkan pentingnya unsur seni dan kreativitas dalam proses belajar berbasis STEAM ini.

“Kami melihat upaya memasukkan art/seni ini adalah untuk mendorong kreativitas, karena science, technology, engineering, mathmatics menunjukkan penguatan background maupun kemampuan dasar, tapi untuk berbuat sesuatu, mereka butuh kreativitas. Yang membuat kita menang dalam kompetisi kadang-kadang kreativitas. Akan lebih baik kalau kreativitas didukung oleh kemampuan dasar yang kuat,” ungkapnya.

Turut hadir dalam kesempatan ini Plt. Direktur Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Poppy Dewi Puspitawati, Head of Jakarta Intercultural School (JIS) Tarek Razik, JIS Middle School Principal Christophe Henry, dan para guru serta siswa menengah JIS.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author