Puspiptek Gelar Festival Inovasi

 
alt
 
Serpong, Technology-Indonesia.com – Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) menggelar Puspiptek Innovation Festival (PIF) 2017 untuk memperkenalkan perkembangan iptek di Indonesia. Festival Inovasi yang berlangsung pada 29 September hingga 1 Oktober 2017 ini bertema “Kenal, Bangga dan Ceritakan!”
 
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir berharap PIF bisa menjadi agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Puspiptek dalam rangka memasarkan dan menjelaskan inovasi-inovasi dari anak bangsa kepada publik.
 
Menristekdikti menekankan, dalam PIF ini dukungan para peneliti dan inovator menjadi sangat penting. Inovasi dapat berjalan paling tidak karena dua hal yaitu temuan (invention) dan komersialisasi. 
 
“Inovasi tanpa ada invention bukan inovasi. Temuan tanpa komersialisasi juga bukan inovasi. Inovasi itu berupa invention dan komersialisasi beriringin untuk dikenalkan kepada publik,” terang Menteri Nasir saat secara resmi membuka PIF di Kawasan Puspiptek Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat (29/9/2017).
 
Dalam kesempatan tersebut, Menristekdikti berpesan agar hasil inovasi yang dikenalkan tidak sama tiap tahunnya. “Kelihatannya banyak tapi dari tahun ke tahun tetap sama, itu jangan sampai terjadi. Harus ada kemajuan-kemajuan yang dihasilkan oleh para inventor dan inovator terhadap inovasi yang kaitannya bisa memberikan kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.
 
Ke depan, Puspiptek akan dijadikan National Science Techno Park (N-STP) atau Taman Sains dan Teknologi Nasional. Menristekdikti berharap hasil inovasi-inovasi bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia berbasis teknologi. 
 
Kepala Puspiptek Serpong, Sri Setiawati mengatakan PIF diselenggarakan bertepatan dengan momentum peringatan 41 tahun Puspiptek. Selain memamerkan beragam inovasi hasil penelitian Puspiptek, para pengunjung akan diajak melihat sejumlah aset vital negara seperti Pusat Reaktor Nuklir Batan. Pengunjung anak-anak juga bisa mencoba berbagai permainan ilmu pengetahuan.
 
“Puspiptek sudah dicanangkan sebagai National Science Techno Park. Artinya, kita tidak bisa bekerja business as usual, tetapi kita harus maju bagaimana mempromosikan Puspiptek sebagai sebuah kelembagaan iptek dan teknologi, serta inovasi, agar masyarakat tidak saja mengenal tetapi bangga dan menceritakan semuanya,” ungkap Sri. 
 
Puspiptek merupakan kawasan penelitian terbesar di Indonesia. Kawasan yang berdiri sejak 1976 di lahan seluas 460 hektar ini memiliki 47 pusat penelitian dan pengembangan serta balai pengujian. 
 
Dalam kawasan yang terletak di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten ini bekerja SDM peneliti terlatih dari berbagai disiplin ilmu, didukung berbagai teknologi riset mutakhir. Pemusatan berbagai pusat penelitian di satu kawasan terpadu bertujuan untuk memperkuat pengamanan atas kegiatan penelitian yang berhubungan dengan Program Riset Nasional. 
 
Sejumlah hasil penelitian telah banyak dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam berbagai bidang antara lain energi, mekanik dan transportasi, industri pengolahan, pertanian, nuklir, pangan, agro-industri, lingkungan, dan lain-lain. Sayangnya, beragam inovasi dan penelitian berbasis iptek yang dihasilkan Puspiptek belum begitu dikenal masyarakat.
 
Hal ini sebenarnya banyak dijumpai di berbagai temuan maupun perkembangan iptek tanah air lainnya. Dunia penelitian dan pengembangan belum merupakan topik yang populer di masyarakat. “Bangsa ini harus menghargai hasil-hasil inovasi iptek yang dihasilkan anak bangsa,” ungkap Sri.
 
Dalam festival tersebut, Pusat Peraga Iptek (PP-Iptek) Kemenristekdikti menggelar Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) yang diikuti 130 siswa berusia 12-16 tahun dari berbagai daerah di Indonesia. KRAN diselenggarakan sebagai rangkaian seleksi untuk mengikuti International Water Rocket Competition pada 11-12 November 2017 di Bengaluru, India.
 
Kompetisi roket air merupakan ajang adu kreativitas di bidang kedirgantaraan melalui media roket air. Peserta akan adu keterampilan dalam mendesain, menghitung, dan meluncurkan roket air berdasarkan zona sasaran yang telah ditentukan. Panjang lintasan mengacu pada kompetisi tingkat internasional.
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author