TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajak seluruh pemangku kepentingan memanfaatkan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-30 sebagai momentum memperkuat daya saing bangsa melalui riset dan inovasi.
Dengan semangat penguatan ekosistem inovasi nasional yang inklusif dan berkelanjutan, BRIN berkomitmen membuka akses fasilitas riset, mendorong kolaborasi lintas sektor, serta menyesuaikan riset dengan tantangan global.
Hakteknas yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus ini merupakan tonggak penting sejarah kemajuan teknologi Indonesia, menandai keberhasilan penerbangan perdana pesawat N-250 Gatotkaca pada tahun 1995 yang menjadi simbol kemandirian teknologi nasional.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, menegaskan bahwa Hakteknas bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi pengingat akan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong kemajuan iptek di Tanah Air. Hakteknas menjadi cerminan bukti penguasaan teknologi kunci dalam rangkaian kegiatan riset, teknologi, dan inovasi.
“Tiga puluh tahun Hakteknas harus menjadi pengingat bahwa inovasi adalah kunci untuk membawa Indonesia menjadi negara maju. BRIN mengajak dunia akademik, industri, pemerintah, dan masyarakat untuk bergandengan tangan memanfaatkan kemajuan teknologi demi kesejahteraan bersama,” ujarnya.
Tahun ini, peringatan Hakteknas mengusung semangat memperkuat ekosistem inovasi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Menurut Handoko, BRIN berkomitmen untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap fasilitas riset, mendorong riset kolaboratif, dan mengintegrasikan potensi riset dari berbagai pihak agar dapat memberikan dampak nyata.
“Riset yang kuat hanya akan tercapai bila seluruh potensi bangsa saling bersinergi, dari hulu hingga hilir,” imbuhnya.
Handoko juga menyoroti bahwa kemajuan teknologi harus selaras dengan tantangan global, seperti transisi energi, ketahanan pangan, kesehatan, hingga mitigasi perubahan iklim. BRIN, melalui berbagai program risetnya, telah memfokuskan sumber daya untuk menjawab isu-isu strategis tersebut.
“Teknologi harus hadir sebagai solusi, bukan sekadar inovasi tanpa arah. Kami memastikan riset BRIN relevan dan adaptif terhadap kebutuhan zaman,” tegasnya.
Melalui momentum Hakteknas ke-30, BRIN mendorong keterlibatan generasi muda sebagai motor penggerak inovasi. Kebangkitan teknologi nasional ke 30 pada tahun 2025 meneguhkan semangat penguatan ekosistem riset dan inovasi yang berdampak bagi bangsa dan negara melalui keberlanjutan penciptaan SDM Unggul, dukungan infrastruktur riset yang efisien dan inklusif, serta penguatan skema fasilitasi bagi tumbuhnya ide dan gagasan riset yang inovatif dan berdampak.
Handoko menambahkan bahwa keberhasilan inovasi membutuhkan dukungan kebijakan yang berpihak pada pengembangan riset.
BRIN akan terus memperkuat koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, dan sektor swasta untuk menciptakan iklim inovasi yang kondusif. “Kebijakan yang tepat akan menjadi bahan bakar bagi percepatan inovasi,” katanya.
Hakteknas ke-30 diharapkan menjadi titik tolak lahirnya terobosan-terobosan baru yang mampu menjawab kebutuhan bangsa. “Kita tidak boleh hanya bangga pada capaian masa lalu. Kita harus terus melangkah maju untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, di mana iptek menjadi pilar utama kemajuan,” tandas Handoko.
“Melalui Hakteknas, kami ingin mengajak semua pihak untuk menjadikan inovasi sebagai budaya bangsa. Dengan semangat kolaborasi dan kerja bersama, kita bisa membangun Indonesia yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-30, Momentum Perkuat Daya Saing Bangsa
