PT PAL Indonesia, Kementerian Pertahanan, dan Akademisi Teliti Life Cycle Cost Alutsista Kapal TNI AL

TechnologyIndonesia.id – PT PAL Indonesia menyambut kunjungan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam rangka penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD), yang dipimpin oleh Kepala Puslitbang Strahan, Balitbang Kemhan Brigjen TNI Budi Setiawan dan jajaran.

Dalam kunjungan ini, para rombongan diterima oleh GM Divisi Desain PT PAL Indonesia, Chabibi Nur Tahlil beserta jajaran dan perwakilan dari institusi Pendidikan.

Kunjungan ini bertujuan mendalami konsep Life Cycle Cost (LCC) pada proyek alutsista kapal. PT PAL Indonesia dinilai telah berhasil dalam menjalankan perannya mendukung performa armada TNI Angkatan Laut selama 44 tahun terakhir.

Melalui FGD ini, PT PAL Indonesia dipercaya menjadi salah satu narasumber kolaborasi penelitian terkait LCC.

Konsep LCC merupakan pendekatan komprehensif dalam menghitung total biaya terkait kepemilikan, operasi, perawatan, hingga penghentian kapal pada seluruh siklus operasionalnya.

Chabibi Nur Tahlil dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya kolaborasi antara Industri dan Pemerintah dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kapal-kapal militer.

“Kolaborasi adalah kunci untuk mendorong inovasi dan menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan kapal-kapal militer. Dengan memahami Life Cycle Cost (LCC) dari tahap akuisisi hingga pensiun, dapat membantu membuat keputusan yang lebih tepat untuk merencanakan Alutsista yang handal dalam mendukung operasi strategis yang ditugaskan Negara,” ujar Chabibi.

Pemahaman Life Cycle Cost pada proyek Alutsista Kapal menjadi elemen penting dalam manajemen proyek kapal. Identifikasi dan perhitungan biaya proses ini melibatkan pengidentifikasian dan perhitungan semua biaya yang terjadi selama masa tugas kapal, termasuk biaya awal akuisisi, biaya operasional harian, biaya perawatan rutin, biaya penggantian komponen, dan biaya akhir saat kapal pensiun.

Brigjen TNI Budi Setiawan dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada dasarnya tidak ada satupun model LCC yang diterima sebagai model standar.

“Karena LCC pada hakikatnya merupakan seni tentang bagaimana mengestimasi biaya secara efektif. Dalam konteks militer, LCC memiliki arti penting sebagai alat bantu pengambilan Keputusan untuk mempersiapkan program alutsista dan perencanaan kebutuhan anggaran kedepan,” tutur Budi.

Tujuan analisis Life Cycle Cost guna memperhitungkan dan pengelolaan biaya. Seperti perencanaan yang tepat dan pengelolaan semua biaya yang terkait dengan kepemilikan dan operasi kapal selama siklus hidupnya.

Analisis ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik terkait perencanaan anggaran, investasi, perawatan, dan penggantian kapal.

Dengan menyediakan gambaran menyeluruh tentang total biaya yang akan dikeluarkan selama siklus hidup kapal, analisis ini mendukung perencanaan keuangan jangka panjang sekaligus perbandingan antara berbagai alternatif desain, strategi operasional, atau kebijakan perawatan untuk memilih solusi yang paling cost-effective.

Melalui analisis Life Cycle Cost secara menyeluruh, pengelola cost dapat optimal, menghindari biaya tak terduga, dan memastikan keberlanjutan operasional kapal militer sepanjang masa tugasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author