Semarang, Technology-Indonesia.com – Pemenuhan kebutuhan air bersih masih menjadi kendala di sebagian wilayah di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bekerjasama dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes) membuat instalasi sumur dalam (deep well) berbasis teknologi sensor gamma ray well logging dan pengolahan air layak konsumsi reverse osmosis alkaline (ROA).
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan produk CPPBT Pengolahan Air Bersih di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Semarang pada Sabtu (22/9/2018). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unnes dipercaya untuk melaksanakan tugas tersebut melalui program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT).
Menristekdikti mengungkapkan sensor sinar gamma well logging ini merupakan teknologi yang hanya dimiliki oleh BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) untuk mendeteksi uranium hingga kedalaman 1000 meter. Air dari tanah akan langsung diolah dengan teknologi reverse osmosis alkaline (ROA). Air yang dihasilkan nantinya memiliki kandungan pH lebih tinggi dari air mineral biasa, yakni mendekati pH 9.
Kadar pH merupakan ukuran untuk menentukan asam atau basa-nya suatu larutan. Pada air kemasan biasa, tingkat pH-nya antara 4 hingga 6, sedangkan air alkali produk CPPBT ini memiliki pH 8,3 sehingga akan lebih mudah diserap oleh tubuh.
“Air ini tidak hanya bisa digunakan untuk direbus atau mandi saja, tapi juga bisa diminum langsung karena sudah sesuai SNI dan Permenkes,” ujar Menristekdikti.
Dengan debit air 2,5 liter per detik, air alkali produk CPPBT ini juga dapat mengatasi kekeringan akibat musim kemarau yang sering melanda Semarang, khususnya di Kecamatan Tembalang. Menristekdikti berharap sumur dan teknologi ROA tersebut dapat dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat setempat.
“Semoga tidak cuma bermanfaat untuk warga disini saja, tapi juga bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Pelaksana program CPPBT LPPM Unnes, Suwito Eko Pramono mengatakan bahwa teknologi jika tidak ada yang mengelola dan menerapkan, maka tidak akan dikenal dengan baik oleh masyarakat.
“Ini merupakan ide Bapak Menteri Nasir, kemudian dipercayakan ke LPPM Unnes. Kedepannya perlu kita kelola bersama agar teknologi-teknologi yang dihasilkan Unnes tetap bermanfaat,” ujar Suwito.
Sebelumnya, tokoh masyarakat setempat juga menyampaikan apresiasi dan rasa bahagianya karena kini Jalan Gondang Raya memiliki banyak persediaan air bersih.