Jakarta, Technology-Indonesia.com – Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) mendapat dukungan dari sejumlah pengusaha Indonesia melalui pemasangan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Penggunaan sistem PLTS atap di kalangan dunia usaha berpotensi menurunkan emisi gas buang CO2. Data Inventory Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) sektor energi yang dirilis oleh Kementerian ESDM menyebutkan pada 2016, emisi CO2 yang dihasilkan oleh sektor industri dan komersíal sebesar 36%.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) dan Deklarator GNSSA, Andhika Prastawa mengatakan Indonesia dikhawatirkan mengalami krisis energi dalam 30 tahun ke depan. Energi Outlook Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menunjukkan bahwa Indonesia telah menjadi net importir minyak bumi sejak 2004. Indonesia terancam menjadi net importir gas bumi pada 2028, net importir energi di tahun 2032 dan net importir batubara di tahun 2038.
“Ancaman ini dapat menjadi kenyataan apabila cadangan energi fosil terus dieksploitasi dan tidak ada eksplorasi energi alternatif yang dikembangkan sebagai penggantinya,” ungkap Andhika saat konferensi pers dukungan sejumlah pengusaha Indonesia terhadap GNSSA di Jakarta, Kamis (20/6/2019). Pada kesempatan ini, para pelaku sektor komersial dan industri ini mengajak insan dunia usaha lainnya untuk turut menggunakan PLTS atap.
Pelaku industri tersebut adalah Bika Living, PT Bukit Jaya Semesta, Ciputra World 2 Jakarta, Dermaster, Grand Hyatt, PT Himawan Putra, Indonesia Utama Mineral, PT Mandala Multinvest Capital, PT Mega Manunggal Property Tbk, PT Monde Mahkota Biskuit, PT Mulia Bosco Sejahtera, Plaza Indonesia Realty Tbk, Tokopedia dan Wisma 77. Mereka secara nyata mendukung GNSSA dengan pemasangan sistem PLTS atap yang difasilitasi Xurya – startup lokal penyedia jasa PLTS atap.
Menurut Andhika, GNSSA dideklarasikan pada 13 September 2017 oleh Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian, Masyarakat Energi Terbarukan, dan penggagas GNSSA yaitu AESI dan Lembaga Non-Pemerintah IESR (Institute of Essential Service Reform).
Inisiatif ini, lanjutnya, menargetkan adanya peningkatan bauran energi terbarukan dari 5% pada 2015 menjadi 23% pada 2025 dengan mendorong dan mempercepat pembangunan sistem PLTS atap di perumahan, fasilitas umum, gedung perkantoran komersial dan pemerintah serta kompleks industri. Pada 2017, Kementerian ESDM mencatat posisi EBT terhadap seluruh bauran energi nasional berada pada angka 11-12%.
“Potensi energi surya di Indonesia rata-rata sebesar 1.359 kWh/kW PLTS/tahun, sedangkan potensi di daratan Eropa hanya sekitar 900 kWh/kW PLTS/tahun. Jadi potensi di Indonesia jauh lebih besar dari Eropa, Tapi sayangnya pemanfaatan di Indonesia jauh tertinggal bahkan oleh negara tetangga. Saya berharap makin banyak pelaku usaha yang nyata berkomitmen mengadopsi PLTS Atap untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” ungkap Andhika.
Eka Himawan, Founder Xurya mengatakan energi surya memiliki potensi paling besar dibandingkan energi baru dan terbarukan lain yaitu lebih dari 200.000 MW. Sementara, kapasitas terpasang per tahun 2018 masih 90 MWp.
“Agar energi surya dapat dimanfaatkan dengan maksimal, kami memperkenalkan Xurya Lease – sebuah skema dimana calon pengguna sistem PLTS atap mendapatkan opsi untuk dibebaskan dari kewajiban pembayaran upfront cost yang biasanya menjadi momok,” jelas Himawan.
Pada kesempatan tersebut, Himawan mengajak para pelaku sektor industri dan komersial lainnya untuk mulai menggunakan PLTS atap. Jika dihitung dan dioperasikan dengan seksama, besar penghematan bagi bisnis dan industri bisa mencapai 30%. Pengguna sistem PLTS atap dengan skema Xurya Lease dapat merasakan langsung efisiensi sistem ini pada bulan pertama.
Tokopedia, salah satu pelaku sektor komersial telah PLTS atap di Ciputra World 2 Jakarta. Menurut VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, Tokopedia sebagai perusahaan teknologi Indonesia selalu mendukung perkembangan teknologi alternatif bersama para innovator lokal, salah satunya Xurya. “Kami berharap dapat menjadi langkah maju dalam mendorong perkembangan dan implementasi energi terbarukan di Indonesia, sekaligus mendukung upaya pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Sugwantono Tanto Direktur, PT Ciputra Property Tbk mengatakan sebagai pengembang yang menerapkan konsep green building, Ciputra World 2 Jakarta mendukung pemasangan PLTS atap yang telah teruji keefisiensiannya dalam konservasi energi.
“Modul PLTS atap yang dipasang sebesar 13,4 kWp atau setara dengan jumlah daya listrik bagi 342 rumah di Indonesia. Pemasangan solar panel di Tokopedia – Ciputra World 2 Jakarta telah berlangsung dengan baik dan tanpa gangguan dalam sistem operasional,” pungkasnya.