Menristek Dorong Mahasiswa Tingkatkan Kompetensi dan Kemampuan Beradaptasi

Depok, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan pesatnya perkembangan teknologi yang memunculkan automasi diasumsikan dapat mengurangi tenaga manusia melalui mesin atau kecerdasan buatan. Karena itu, lowongan pekerjaan dan pemasukan dapat berkurang dan kesenjangan ekonomi dapat menjadi lebih besar.

Akan tetapi, lanjutnya, tantangan ini dapat dilihat sebagai opportunity (peluang). Tantangan ini dapat diantisipasi mahasiswa dan mahasiswi dengan meningkatkan kompetensi dan mempelajari beragam teknologi baru yang diterapkan oleh Industri 4.0.

“Setiap perkembangan teknologi akan meningkatkan produktivitas, dan setiap peningkatan produktivitas berkemungkinan membuat kesenjangan lebih besar, karena tidak semua orang mudah untuk beradaptasi dengan produktivitas yang lebih tinggi, dengan teknologi baru. Akan tetapi mohon melihat ini sebagai suatu kesempatan, karena mereka yang beradaptasi akan mendapatkan keuntungan, namun kelompok yang tidak bisa beradaptasi akan tertinggal, sehingga kesenjangan akan meningkat,” ungkap Menristek di hadapan ratusan mahasiswa saat menjadi pembicara utama pada kuliah umum bertopik Inequality in The Modern Era: An Unresolved Question (Kesenjangan di Era Modern: Pertanyaan Belum Terjawab) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Depok pada Senin (4/11/2019).

Menristek mengungkapkan pemerintah memfasilitasi dan mendorong mahasiswa/i untuk mengembangkan sumber daya manusianya (SDM) atau human capital-nya sesuai perkembangan teknologi. Menurutnya, kunci untuk mengatasi masalah kesenjangan adalah peningkatan kualitas SDM.

“Jangan hanya meletakkan usaha pada pertumbuhan produktivitas, tapi Anda harus berpikir bagaimana produktivitas itu merata di seluruh Indonesia, dimana semua orang dapat meningkatkan produktivitasnya sesuai kapasitas. Artinya peningkatan sumber daya manusia atau human capital harus berada di atas ketika Anda menangani kesenjangan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Menristek/Kepala BRIN mendorong pemuda dan pemudi Indonesia untuk tidak menolak perkembangan teknologi, namun justru membuka diri untuk mempelajari perkembangan teknologi di dunia lapangan kerja.

“Kemampuan dan kualitas dalam pengembangan human capital dapat menjadi kunci bagi kita, dalam mengurangi kesenjangan yang mungkin terjadi karena perkembangan teknologi. Jadi pastikan Anda tidak meninggalkan perkembangan teknologi karena teknologi sudah ada dalam hidup kita, tapi yang lebih penting adalah bagaimana cara memperkaya diri dengan ilmu untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan pesat teknologi, serta memastikan penggunaan teknologi secara bijak agar tidak akan merusak kesetaraan di Indonesia,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini turut hadir Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Agus Puji Prasetyono, Guru Besar Emeritus Universitas Indonesia Emil Salim, Senior Economist World Bank Bambang Suharnoko Putra Sjahrir, Direktur SMERU Institut Sudarno Sumarto, dan Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Edbert Gani Suryahudaya serta ratusan mahasiswa dan mahasiswi Universitas Indonesia.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author