Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menggelar Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2016 pada 25-27 Juli 2016 di Auditorium Gedung II BPPT, Jakarta. Kongres yang pertama kali digelar BPPT ini akan fokus membahas tiga bidang energi yaitu energi, pangan, dan maritim.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan KTN 2016 akan membahas berbagai permasalahan teknologi di ketiga bidang tersebut yang terkait erat dengan pembangunan dan kemajuan bangsa. Kongres bertujuan menyiapkan rekomendasi teknologi dalam rangka mendukung pengembangan industri nasional serta peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.
“Kita akan memberikan rekomendasi terkait kebijakan dalam ketiga bidang ini. Rekomendasi akan disampaikan kepada Presiden dan kementerian tekait,” kata Unggul dihadapan awak media di Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Penyelenggaraan KTN 2016 dilatarbelakangi belum optimalnya peran inovasi dan penguasaan teknologi dalam peningkatan daya saing industri. Lambatnya perkembangan teknologi pada industri nasional tidak terlepas dari permasalahan Sistem Regulasi Teknologi Nasional dan hubungan kemitraan dengan industri terkait.
Masalah lain yang menjadi alasan penyelenggaraan KTN adalah Sistem Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek dalam bingkai ekonomi berlandaskan knowledge based ekonomi yang belum terimplementasi dengan baik. BPPT yang memiliki peran sebagai intermediasi, technology clearing house, melakukan kaji terap teknologi, dan memberikan solusi teknologi merasa perlu memecahkan permasalah tersebut.
KTN merupakan ajang temu dan tukar informasi antara para pengambil keputusan, pakar serta praktisi di bidang pangan, energi dan maritim baik dari kalangan akademisi, industri maupun pemerintahan. Kongres akan dihadiri lembaga riset internasional seperti AIST-Jepang, TISTR-Thailand, INES-France, PIANC-Belanda, Institute of Economy Research-China, NMRI-Jepang dan lain-lain.
Pada hari pertama kongres (25/7) akan diluncurkan Outlook Energy BPPT 2016 yang memuat tentang analisis kepakaran BPPT terkait kebutuhan dan penyediaan energi, serta infrastruktur energi jangka panjang dalam kurun waktu 2013-2050. Analisis ini mempertimbangkan potensi cadangan dan sumber daya energi, pertumbuhan ekonomi serta faktor yang berpengaruh lainnya. Pada hari kedua akan diluncurkan Outlook Pangan yang mengulas secara rinci tentang potensi pangan di Indonesia.
Di hari ketiga, BPPT akan menghadirkan PIANC-Belanda untuk pembahasan mendalam tentang infrastruktur transportasi air seperti pelabuhan. Hal ini sesuai dengan konsep Indonesia sebagai poros maritim.