Bangsa Indonesia bangsa yang besar bukan saja dari sisi geografis dan jumlah penduduk namun anak bangsanya juga telah mampu melakukan berbagai kegiatan berbasis teknologi. Mulai dari penciptaan teknologi pangan hingga teknologi otomotif sudah bisa dilakukan oleh para peneliti-peneliti Indonesia.
Belum lama ini pada 22 Agustus 2011 diselenggarakan Panen Benih Unggul Padi Hasil Litbang BATAN di Kebun Propinsi Kawasan Puspitek Serpong. pemanenan varietas inpari sidenuk (inbreeding padi irigasi diseminasi Iptek Nuklir) dilakukan oleh Deputi Jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi, Syamsa Ardisasmita.
Panen padi ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Dahmi, Kepala BATAN, Hudi Hastowo, Asisten Deputi Jaringan Penyedia dengan Pengguna Kementerian Riset dan Teknologi, Wisnu Sardjono Soenarso.
Benih unggul tersebut merupakan hasil penelitian dari BATAN dalam rangka ketersediaan pangan utama secara berkelanjutan. Langkah ini merupakan implementasi sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mengatur bahwa setiap rekomendasi teknologi perlu disertai dengan komponen teknologi, pelestarian lingkungan dan para petani/kelompok tani disiapkan untuk memahami komponen-komponen teknologi pendukungnya.
Oleh karena itulah benih unggul tersebut termasuk dalam program Insentif Riset Strategis Kementerian Riset dan Teknologi untuk varietas padi unggul hasil penelitian dan pengembangan dari BATAN yang di tanam di lahan sawah di kawasan Puspiptek Serpong.
Lahan yang dialokasikan bagi program ini merupakan lahan marginal berupa lahan semi rawa dengan pH tanah sangat asam (4,5-5,5). Program ini bertujuan untuk memperkenalkan hasil penelitian BATAN kepada masyarakat sekaligus aplikasi teknik budidaya padi yang tepat untuk pengelolahan pangan marginal.
Kepala Bidang Pertanian Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR), Sobrizal mengatakan, Varietas sidenuk memiliki produktivitas tinggi, yaitu 10,4 ton per hektar. Sementara varietas padi biasa, seperti ciherang, hanya 6 ton per hektar.
Total luas lahan yang digunakan untuk penanaman padi adalah 6,6 Hekatar dengan rincian untuk varietas Mira-1 dan Bestari masing-masing seluas 1,75 hektar, Pandanputri seluas 0,4 hektar, inpari Sidenuk 2,5 Hektar dan variants Ciherang sebagai control nasional seluas 0,2 hektar.
Keunggulan variatas padi batan yang ditanam antara lain rasa nasi yang pulen, umur genjah (103 hari pada Inpari Sidenuk, 113-120 hari pada Mira-1 dan Bestari , serta 127-130 hari didataran tinggi dan 115-120 hari didataran rendah untuk Pandan Putri).
Mobil Sport ala LIPI
Di bidang otomotif, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah berhasil merakit mobil sport listrik SKEV-1 (Signal Kustom Electric Vehicle 1). Kendaraan sport listrik ini dibuat atas kerjasama antara coachbuilder Signal Kustom, dan didukung oleh Auto Vision serta Alpine yang masing-masing memasok lampu dan perangkat Audio multimedia.
Menurut Andre Mulyadi dari Signal Kustom Bandung, SKEV-1 awalnya diciptakan untuk ikut ajang kontes modifikasi Autoblackthrough 2010.
Kendaraan tersebut dibuat dengan 4 buah Subwoofer 10 inci, 4 speaker 6 inci berikut tweeter-nya dan 3 unit power plus 7 layar LCD touchscreen yang seluruhnya dipasok oleh PT Multi Mayaka dengan produk Alpine.
Menurut Andre SKEV-1 dirancang dan dibangun oleh tim desainer Signal Kustom, mulai dari sasis sistem suspensi hingga bagian bodinya yang terbuat dari perpaduan logam, serat kaca dan serat karbon. “Bisa dibilang 95 persen kita membuatnya sendiri,” ujar Andre.
Awalnya, Kepala Bidang Peralatan Transportasi di Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI Ir Abdul Hapid yang ditemuinya ketika itu menolak. Namun setelah Andre menjelaskan dan menyodorkan rancangan SKEV-1, Hapid pun bersedia membantu.
Mobil sport ini trinspirasi dari bentuk mobil Formula 1 dan mobil balap ketahanan 24 Jam LeMans ini memiliki sistem penggerak listrik yang pembuatannya digarap oleh tim dari LIPI.
Abdul Hapid mengatakan bahwa SKEV-1 dibekali dengan baterai lithium-ion generasi terbaru dengan kepadatan energi (energy density) yang tinggi. Baterai bertegangan 96 Volt berkapasitas 200 Ah ini hanya butuh 4 jam pengisian agar kembali penuh dari kondisi 30 persen.
Bahkan jika menggunakan sistem pengisian cepat (rapid charger), kendaraan berbobot sekitar 700-800 kg ini hanya butuh 15 hingga 20 menit hingga baterainya penuh terisi.
“Masalahnya untuk membuat perangkat itu membutuhkan biaya dan daya listrik yang besar yaitu sekitar 100 Amper. Jadi saat ini menggunakan sumber kelistrikan rumah 220 volt dengan daya 42 Amper untuk mengisinya,” tutur Hapid.
Dengan motor listrik AC berkekuatan 60 hp, SKEV-1 diperkirakan mampu menempuh jarak 140-150 km sekali isi, namun belum pernah dicoba berapa kecepatan puncaknya. Menurut perkiraan Hapid, SKEV-1 bisa dipacu lebih dari 140 km/jam.
Tampilan kendaraan streamline dan futuristis ini kian sempurna berkat penggunaan ban-ban high performance lansiran Pirelli. Bagian depannya dibekali ukuran 295/30 ZR19 sementara bagian belakangnya memiliki dimensi 355/25 ZR19.
Remnya mengandalkan empat cakram model ventilated & perforated berdiameter lebar yang dijepit oleh caliper piston lansiran Brembo. Sebagai kendaraan listrik memiliki sistem regenerative yang mampu mengembalikan listrik ke baterai saat pengereman dan deselerasi.
SKEV-1 ini menjadi tontonan yang paling banyak menarik perhatian saat di pamerkan di Puspitek Serpong pada peringatan Haktenas ke 16 10-12 Agustus 2011 lalu.*