William Henry Perkin merupakan anak ketujuh dari pasangan George Perkin dan Sarah Perkin, dlahirkan dii London Timur, Inggris, 12 Maret 1838,
George yang berprofesi sebagai tukang kayu dan Sarah mungkin tak menyangka bahwa anak bungsu mereka dari tujuh bersaudara ini akan menjadi sosok yang berpengaruh dalam sejarah manusia.
Ya, sosok Sir William Henry Perkin tersebut akan selalu dikenang dalam sepanjang sejarah sebagai penemu pewarna sintetis pertama di dunia! Tak heran, jika untuk menghormatinya Google mengangkat Sir William Henry Perkin sebagai temanya di Google Doodle hari ini.
Lantas, bagaimana kisah awal mula Perkin menemukan zat pewarna ‘mauvenine’ untuk pakaian tersebut? Semuanya bermula kala Perkin masih remaja, tepatnya berusia 18 tahun. Pada 1853 Sir William Henry Perkin masuk Royal College of Chemistry, London
Saat itu, William Henry Perkin belajar di bawah bimbingan August Wilhelm von Hofmann, seorang ahli kimia asal Jerman. Sebagai seorang asisten di laboratorium yang berusia 18 tahun, Sir William Henry Perkin memiliki tugas untuk membersihkan semua kotoran hitam dari gelas kimia setelah percobaan yang gagal.
Hofmann kala itu tengah sibuk mencari rumusan kimia guna menghasilkan obat penangkal penyakit malaria yang menjadi momok di kala itu. Beberapa percobaannya yang gagal ini pun menyisakan banyak aparatus kotor yang harus dibersihkan Perkin.
Nah, dalam rutinitas membersihkan gelas-gelas kimia kotor tersebut, Sir William Henry Perkin menemukan sebuah hal yang menarik di matanya. Kala itu, ia menemukan zat berwarna ungu dengan sifat pewarnaan yang sangat bagus dan begitu jelas, suatu hal yang tak pernah ia lihat sepanjang hidupnya.
Sir William Henry Perkin menyadari hal tersebut setelah zat ‘aneh’ itu meninggalkan noda ungu yang jelas saat diencerkan dengan alkohol. Karena penemuan yang tak disengajanya ini, William kemudian memusatkan perhatiannya pada zat tersebut. Upaya-upaya mulai dari pembuatan ulang zat tersebut pun ia lakukan.
Setelah mendapatkan formula yang tepat untuk mereplikasikannya, William pun mematenkan temuannya sekaligus mengkomersialisasikan hasil risetnya. Zat pewarna ungu ini kemudian ia namakan “mauveine” atau dikenal juga dengan anilin ungu (aniline purple), atau Tyrian Purple.
Mauvenine ini lah yang menjadi basis sekaligus pionir dalam perkembangan industri pewarna buatan. Tiga tahun setelah ia berhasil menguasai formulanya, pada tahun 1856 akhirnya Sir William Henry Perkin mendapatkan hak paten untuk memproduksi pewarna sintetis ini.
Di tahun berikutnya, dengan bantuan ayah dan saudaranya, Sir William Henry Perkin mendirikan pabrik di dekat Harrow. Kejayaan Sir William Henry Perkin ditandai dengan puncak dari perkembangan pesat industri tekstil yang terjadi kala itu.
Pakaian berwarna ungu pun menjadi tren dan begitu mewabah di kalangan masyarakat Inggris berkat jasa William. Selain itu, pakaian berwarna ungu kala itu bisa dikatakan sebagai dresscode bagi kalangan elite tertentu karena Mauvenine yang ditemukan William sendiri dianggap sangat mahal untuk sebagian besar orang.
Karena tren yang dibuatnya menjadi masalah kesenjangan, Sir William Henry Perkin kemudian memutar otak untuk membuat Mauvenine dengan harga yang lebih murah, sehingga warna ungu ini menjadi lebih mudah diakses dan didapat.
Hal ini menyebabkan ‘kegilaan’ pada tren fashion bernuansa ungu yang kian menjadi-jadi. Hal ini pun diperlihatkan dalam ilustrasi Doodle hari ini yang menggambarkan ‘kegilaan’ pada masa itu. Bahkan Ratu Victoria sendiri menggenakan gaun ungu muda saat menghadiri Pameran Kerajaan pada 1862.
Karena penemuannya ini pula, Sir William Henry Perkin juga mempopulerkan sistem atau proses yang digunakannya ini. Proses itu kemudian dikenal sebagai reaksi Perkin.
Reaksi Perkin sendiri pada perkembangannya juga digunakan untuk mensintesis kumarin yang menghasilkan parfum buatan pertama di dunia. Karena jasa-jasanya di bidang penelitian kimia terutama tekstil inilah, Sir William Henry Perkin mendapatkan gelar bangsawan pada tahun 1906, bertepatan dengan peringatan 50 tahun penemuannya untuk “mauvenine”.
Tribunnews.com