Kemenristekdikti Bedah Capaian Kinerja 2017

alt
 
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus berupaya mengawal peningkatan mutu pendidikan tinggi, kemampuan iptek dan inovasi untuk mendorong daya saing bangsa. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Kemenristekdikti memiliki beberapa program prioritas di bidang pendidikan tinggi, iptek, dan inovasi. 
 
Hal tersebut dipaparkan Menristekdikti Mohamad Nasir dalam temu media bertajuk “Bedah Kinerja 2017, Fokus Kinerja 2018” di Gedung D Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, pada Kamis (4/1/2018). Pada acara tersebut, Menristekdikti membedah capaian kinerja Kemenristekdikti pada 2017 dan mengupas fokus kerja di tahun 2018. 
 
Program prioritas Kemenristekdikti antara lain Beasiswa Bidikmisi, Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik), Pengembangan Science Techno Park (STP), Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU), World Class Professor (WCP), Peningkatan Publikasi Internasional, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Pendanaan Riset dan Pengembangan, Peningkatan Start Up, serta Peningkatan Inovasi melalui Pendanaan Inovasi Industri dan Perguruan Tinggi, serta program strategis lainnya. 
 
Di bidang riset, Menristekdikti terus mendorong para dosen dan peneliti Indonesia untuk produktif dalam menghasilkan publikasi. Pada 2017 jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia mencapai angka 16.147 per 31 Desember 2017 melebihi Thailand dan Vietnam. Sementara, berdasarkan Direct Open Access Journal (DOAJ), publikasi Indonesia sebanyak 1.156, menempati peringkat pertama di dunia melebihi Brazil dan United Kingdom. 
 
“Publikasi ilmiah internasional Indonesia telah mencapai target yang telah dicanangkan di awal tahun, yakni di atas angka 15 ribu publikasi,” jelas Menristekdikti. 
 
HKI sebagai salah satu tolak ukur peningkatan mutu pendidikan tinggi juga mengalami peningkatan. Sebanyak 4.303 HKI telah didaftarkan, meningkat dari tahun 2016 sebanyak 3.184 HKI. Dari program pendanaan riset dan pengembangan, telah dihasilkan inovasi baru dengan Technology Readiness Level (TRL) 6 sebanyak 1.412 inovasi dan TRL 7 sebanyak 86 inovasi. Diantaranya, mesin cetak huruf Braille-ITS, Radar Navigasi-PT. RTI, Flight Contoller Untuk UAV-PT. ATI, Prototip Sendi Panggul (HIP JOINT)-UGM, Serat Beras UGM, Teknologi Paduan Alumunium-BPPT, Produksi Benih dan Buah Melon Unggul-UGM. 
 
Terkait program peningkatan inovasi, sampai 2017 Kemenristekdikti berhasil mencapai 661 Start Up. Untuk pendanaan inovasi di industri pada 2017 anggarannya sebesar 65,240 M, meningkat dari tahun 2016 yaitu 36,288 M dan 2015 sebesar 18,500 M. Sepanjang 2015-2017, total telah ada 129 proposal yang didanai. 
 
Peningkatan inovasi di perguruan tinggi dilakukan melalui program teaching industry yang berhasil melahirkan 15 produk inovasi pada 2017. Di luar itu, sebanyak 4 produk dalam tahap uji coba dan 14 produk tahap trial production. Selain itu, 6 Production Line terbangun salah satunya adalah Production Line Buah Tropika (Revolusi Orange)-Institut Pertanian Bogor (IPB). 
 
Program STP yang menjadi program prioritas nasional selama 2017 tercatat sebanyak 16 STP yang sudah matang. Kemenristekdikti akan terus mengoptimalkan pengembangan STP sehingga sesuai dengan target yang diharapkan. 
 
Terkait program peningkatan mutu pendidikan tinggi dan perluasan akses pendidikan bagi calon mahasiswa kurang mampu, Kemenristekdikti telah menyalurkan beasiswa bidikmisi kepada 339.348 mahasiswa pada 2017. Sementara untuk perluasan akses pendidikan bagi calon mahasiswa di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) Kemenritekdikti memberikan bantuan kepada 3.468 mahasiswa melalui program ADik.
 
Kemenristekdikti juga melakukan revitalisasi terhadap pendidikan vokasi (Politeknik) untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja yang terampil dan kompeten yang dibutuhkan di dunia industri. Sebanyak 12 Politeknik menjadi pilot project revitalisasi. 
 
Dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), Kemenristekdikti telah memberikan beasiswa S2 untuk 52 dosen (luar negeri) dan 817 dosen (dalam negeri). Beasiswa S3 sebanyak 965 dosen (luar negeri) dan 8.488 dosen (dalam negeri). Sementara jumlah peserta program PMDSU 3 batch sebanyak 626 peserta, 20 diantaranya lulus magister, 18 peserta batch 1 lulus doktor, dan 588 peserta lainnya dalam proses pendidikan. 
 
Untuk program World Class Professor 2017 pada November 2017 berhasil mengundang 84 WCP dari 19 negara untuk berkumpul dan berkolaborasi dengan dosen atau peneliti Indonesia untuk meningkatkan produktivitas riset akademisi perguruan tinggi. Ajang tersebut menghasilkan total jumlah joint publication sebanyak 96 publikasi.
 
Menapaki tahun 2018, Kemenristekdikti berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja demi mencapai sasaran strategis yaitu meningkatnya kemampuan iptek dan inovasi, meningkatnya relevansi, kuantitas, dan kualitas pendidikan tinggi, serta terlaksananya reformasi birokrasi. 
 
Pada kesempatan yang sama Menristekdikti menyerahkan apresiasi kepada jurnalis dan media yang turut berkontribusi mengedukasi masyarakat mengenai program dan kebijakan Kemenristekdikti. 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author