Kemenristek Berikan 145 Paket Penelitian Untuk Sulawesi

Pemerintah pusat perlu menjamin agar setiap daerah memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses elemen-elemen kemampuan Iptek nasional untuk membangun daerahnya. Sebab perkembangan sistem inovasi di daerah merupakan bagian yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sistem inovasi nasional.

Hal itu disampaikan Asisten Deputi Industri Besar, Kementerian Riset dan Teknologi Edi Prihantoro d forum diskusi sinergi kegiatan Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) dengan pemangku kepentingan Koridor IV Sulawesi di Sulawesi Selatan (9/5).

“Saat ini masih terjadi kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia. Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi, untuk itulah pemerintah mengeluarkan MP3EI,” katanya.

Untuk itu Kementerian Riset dan Teknologi bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas utama mengawal strategi ke 3 dari MP3EI, yakni memperkuat kemampuan SDM dan Iptek nasional, dengan fokus utamanya peningkatan nilai tambah, mengintegrasikan pendekatan sektoral dan Regional; memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya dan mendorong Inovasi. Dalam upaya mendukung pilar ke 3 ini, Kemenristek telah menetapkan Program Utamanya yaitu Penguatan Sistem Inovasi Nasional.

Selain itu telah ditandandatangani pula Peraturan Bersama Menegristek dan Mendagri tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) pada April lalu dapat menjadi sebuah instrumen untuk memperkuat peran iptek dalam sistem inovasi di daerah, yang merupakan pilar penting untuk membangun Sistem Inovasi Nasional (SINas).

Sementara itu Kabalitbangda Sulawesi Selatan, M.Idrus Hafidz mengatakan dengan insentif yang ada diharapakan hasil penelitian tersebut dapat didesiminasikan, sehingga dapat memberikan kontribusi.

Sebanyak 145 paket penelitian dialokasikan di Koridor Sulawesi pada tahun 2012 ini. Paket penelitian ini merupakan Insentif PKPP yang mendukung lima kegiatan ekonomi utama di Sulawesi, yakni  pertanian dan pangan (88 paket),  kakao (26 paket), perikanan dan kelautan (25 paket), migas & nikel (2 paket), serta pendukung lainnya (5 paket)dengan total anggaran sebesar Rp 30,65 M. Selain itu dialokasikan juga Insentif Riset SINas sebanyak 17 paket dengan total anggaran Rp 4,38 M.  

Dengan begitu diharapkan Industri yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah produk, proses produksi dan distribusi di dalam negeri bertambah. Saat ini struktur ekonomi Indonesia masih terfokus pada pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan hasil alam.

Padahal, Indonesia adalah negara yang dikaruniai hampir semua prasyarat untuk mampu menjadi kekuatan besar dalam perekonomian dunia. Kekayaan sumberdaya alam yang beragam dan melimpah, jumlah penduduk yang besar dan keragaman budaya, serta akses yang strategis ke jaringan mobilitas global.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author