Jakarta – Technology-Indonesia.com – Pemerintah Indonesia dan Tiongkok terus meningkatkan kerjasama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan inovasi (Iptekin) dalam satu dekade lalu. Kerjasama kedua negara telah dirintis sejak 2011 dengan penandatanganan kerja sama bidang Iptek.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Kementerian Iptek Tiongkok telah membentuk Joint Committee Meeting (JCM) untuk mengawal pelaksanaan kerja sama tersebut. Penyelenggaraan JCM ke-5 telah dilaksanakan di Beijing pada Agustus 2017.
Untuk memperkuat kerja sama Iptekin antar kedua negara, Kemenristekdikti bekerjasama dengan Kementerian Iptek Tiongkok menyelenggarakan “Indonesia-China Science, Technology and Innovation Cooperation Forum” di Jakarta, Senin (27/11/2017). Forum kerjasama bilateral Indonesia – Tiongkok ini dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kantor Vice PM PR China.
Menristekdikti Mohamad Nasir dalam sambutannya mengatakan bahwa pengelolaan Sumber Daya Manusia, terutama program-program pendidikan bagi generasi muda di dunia yang strategis dan tepat sangatlah dibutuhkan. Program tersebut juga harus diarahkan agar penguasaan Iptekin dari suatu negara berkontribusi nyata dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan kesejahteraan masyarakatnya.
“Untuk itu, saya sangat bersyukur karena kedua negara, Indonesia dan Tiongkok telah menjalin kerjasama yang sangat kuat dan bermanfaat, dalam bidang Iptek dan Inovasi, sejak tahun 2011, melalui penandatanganan MoU Kerjasama Iptek,” ujar Menristekdikti.
Menristekdikti Mohamad Nasir meyakini bahwa dengan memperkuat kolaborasi dalam bidang Iptekin dan pendidikan tinggi, kedua negara akan dapat menjadi pionir dalam pengembangan iptek dan inovasi dunia.
Nasir berharap dalam forum kerjasama ini akan terjadi pertukaran pandangan, diskusi insentif, rencana kolaborasi inovatif dan efektif untuk lebih mengefektifikan kerjasama ke depan dalam berbagai bidang. Misalnya, Bioteknologi, Sains Tekno Park (STP), Teknologi Transfer, pengusaan teknologi nuklir untuk maksud damai dalam bidang energi, Talented Young Scientist Program, ICT Talents Fostering Programs, Agricultural Sciences, dan lain-lain.
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMKm Agus Sartono mewakili Menteri Koordinator PMK mengatakan forum ini merupakan kerjasama bilateral pertama dalam bidang Saya mengetahui bahwa ini adalah forum kerjasama bilateral pertama dalam bidang Sains, Teknologi dan Inovasi, sejak High Level People-to-People Exchange Mechanism (HLPEM) yang pertama di Indonesia pada 2015.
“Acara semacam ini sangat penting untuk terus dilakukan setiap dua tahun sekali, karena masyarakat Indonesia dan Tiongkok memiliki hak untuk mengetahui semua kemajuan yang telah dihasilkan dari kerjasama bilateral bidang Sains, Teknologi dan Inovasi ini,” katanya.
Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Liu Yandong mengaku senang melihat perkembangan kerjasama di bidang Iptek dan Inovasi berkembang secara cepat. Ia mengatakan Tiongkok dan Indonesia telah melakukan serangkaian proyek kerjasama di bidang Iptek dan Inovasi meliputi pertanian, biologi, informasi, elektronika, lingkungan, energi, obat tradisional Tiongkok dan pencegahan penyakit.
Kedua pihak telah menandatangani tujuh kesepakatan kerjasama di bidang Iptek dan membangun dua laboratorium gabungan tingkat nasional dan satu pusat transfer teknologi.
Liu juga mengatakan sejak mekanisme tersebut didirikan, dalam tiga tahun ini jumlah hasil kerjasama Iptek kedua pihak sudah jauh melebihi jumlah hasil kerjasama yang dicapai sejak kedua negara menandatangani perjanjian kerjasama Iptek 52 tahun lalu.
“Hasil tersebut bukan saja mendorong perkembangan inovasi kedua pihak, tetapi juga memberi dampak positif dan memberikan contoh dalam kerjasama inovasi dan iptek antara Tiongkok dengan ASEAN maupun dengan negara lain,” tutur Liu.
Dalam forum ini diluncurkan tiga tahun Plan of Action on Science, Technology and Innovation Cooperation (2018-2020) sebagai pedoman pelaksanaan kerja sama kedua pihak. Selain itu diluncurkan juga tiga kerja sama yang telah berjalan yaitu Joint Laboratory on Biotechnology dengan focal point di Indonesia adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); Joint Laboratory on HTGR (High Temperature Gas Cooled Reactor) for safety purposes nuclear technology for energy; serta Transfer of Technology, dengan focal point Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pada tahun ini, kedua pihak juga sepakat menambah kerja sama dalam bidang ‘port construction‘ yang di Indonesia dibidani oleh ITB, pengembangan Science Techno Park, dan penggunaan teknologi nuklir untuk maksud damai.
Pada tahun mendatang, kedua pihak telah mengidentifikasi bidang-bidang kerja sama baru seperti program “high speed railway research center” dan “joint center of ocean science and technology“, dengan focal point Institut Teknologi Bandung (ITB). Kontribusi kerjasama IPTEKIN Indonesia dan Tiongkok diharapkan membawa manfaat bagi peningkatan pembangunan maupun kehidupan kualitas masyarakat tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga untuk dunia.